Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN)
Provinsi Papua menilai sudah waktunya bagi pemerintah pusat untuk membuka jalur
perdagangan ke wilayah pasific, dengan menjadikan Papua Nugini atau PNG sebagai
“jembatan”.
Menurut Kepala BPKLN Suzana Wanggai, dibukanya jalur
perdagangan ke pasific, bakal memberi keuntungan bagi Papua karena
negara-negara, seperti Kepulauan Solomon dan Fiji dipastikan bakal membeli
semua kebutuhannya ke provinsi tertimur di Indonesia ini.
“Mengapa kami optimis, karena sebelumnya sudah ada
kesepakatan dengan PNG. Dimana dengan dibukanya jalur perdagangan ini, kita
bisa menjual barang ke pasific”.
“Makanya, kita harap pemerintah pusat tak tinggal diam,
mungkin bisa lebih dulu melakukan cara-cara yang bersifat halus regulasinya. Kemudian
para pengusaha bisa mengambil peluang ini untuk membuka perdagangan ke pasific,”
terang dia di Jayaprua, kemarin.
Menurut dia, potensi dan infrastruktur yang ada saat ini
sudah sangat menundukung untuk dibukanya jalur penerbangan.
Apalagi letak Papua yang berada paling ujung timur
Indonesia, sehingga sangat strategis dan layak untuk menjadi pintu masuk dan
keluar perekonomian kawasan Pasifik.
“Kita sudah lihat betapa hebatnya keberadaan pintu
perbatasan yang sudah terbangun, apalagi dengan didukung infrastruktur yang
bagus. Nah, kini tinggal bagaimana pusat mendukung dengan mengeluarkan regulasi
baik soal transportasi darat, laut maupun udara,” harap dia.
Sebelumnya, Gubernur Papua mengklaim telah menjalin
kesepakatan dengan Manajemen Papua Nugini (PNG) Air untuk merealisasikan
pembukaan jalur transportasi udara antara Jayapura dan Mount Hagen (PNG).
Dalam pertemuan tersebut, terlihat baik Gubernur Enembe
maupun Craig Chapple (General Manager PNG Air) kembali menegaskan komitmen
kedua belah pihak untuk mempercepat proses pembukaan rute udara yang telah
direncanakan sejak 2016 lalu.
Gubernur berharap rencana ini segera diwujudkan oleh
pemerintah pusat dalam waktu yang tidak terlalu lama.