Setelah melalui proses yang cukup panjang baik dari masa penulisan hingga penerbitannya, buku yang mengambil judul “Lukas Enembe Gubernur Papua tokoh pluralis, moderat dan modern, bangkit dari pergumulan menuju peradaban baruâ€, akhirnya secara resmi akan diluncurkan pada Jumat (17/10) malam, di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura.Buku yang menceritakan kisah perjalanan hidup seorang Lukas Enembe sejak lahir di Tolikara hingga menjadi pemimpin Papua tersebut, ditulis oleh Sendius Wonda yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Papua.Kepada wartawan Sendius mengatakan tanpa bermaksud menyaingi penulis terdahulu, seperti Lamadi Delamato serta pihak lainnya yang juga pernah mengisahkan hidup Lukas Enembe, bahwa motivasi untuk menulis berangkat dari kegigihan Gubernur yang berjalan kaki untuk mengenyam pendidikan dari Mamit Tolikara menuju Puncak Jaya. Selanjutnya, pindah ke Jayapura dan Manado guna mengambil titel sarjana yang ternyata dalam kondisi itu, Tuhan mempersiapkan beliau untuk menjadi pemimpin Papua. “Oleh karena itu, banyak orang yang membuat sejarah tetapi tidak dicatat sehingga sejarah itu kemudian dilupakan begitu sajaâ€.
Saya kira penulisan ini penting supaya generasi muda sekarang bisa melihat bagaimana perjuangan generasi dulu dengan kondisi jalan kaki saat mengenyam pendidikan, miskin, tidak ada uang dan sponsor sampai-sampai harus lari ke Manado dan Australia untuk titel sarjana, saya kira ini perjalanan yang panjang yang perlu kita tulis supaya menjadi contoh bagi generasi muda yang lain,â€tuturnya kepada wartawan di Hotel Matoa, Kamis (16/10), usai menghadiri pembukaan rapat koordinasi teknis bidang pertanahan se-Papua.Lanjut dia, generasi muda sekarang ini sebagian besar sudah dipersiapkan saat mengambil studi sarjana. Dengan kata lain, pemerintah pun “turun tangan†menyediakan beasiswa namun sayangnya hasil yang diraih hanya dengan kualitas relatif. Karena itu, buku ini memberi pesan moral agar para generasi muda saat ini harus lebih hebat dari generasi masa lalu, sebab telah mendapat dukungan dari pemerintah.“Karena itu, saya harap buku ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini, agar tidak hanya meraih prestasi tetapi berbuat sesuatu yang lebih besar dari apa yang telah diraih oleh pemimpin-pemimpin terdahulu,†ujarnya.
Ditambahkan, babak terakhir dari buku tersebut menceritakan bagaimana seorang Lukas Enembe yang kemudian menjadi Wakil Bupati saat masih menjadi pegawai golongan IIIb di Kabupaten Merauke. Selanjutnya, menjadi Bupati dan Gubernur pada saat sekarang ini, yang mana hal itu merubah peta politik Papua.“Artinya antara orang Papua gunung dan pesisir dipandang dalam tanda kutip bahwa kami orang gunung yang paling terbelakang, sehingga hanya ddilihat sebelah mata. Ini tidak boleh, karena itu buku ini menyampaikan bahwa di Papua antara orang gunung dan pesisir semua sama dan tidak ada perbedaan. Sehingga ada Gubernur Lukas Enembe untuk saat ini,â€ucapnya.Sementara, turut hadir dalam acara bedah buku nantinya adalah Prof. DR. Ikrar Nusa Bhakti selaku pengamat politik nasional, Intelektual Papua DR. Benny Giay serta bertindak sebagai pemandu acara adalah Septer Manufandu. Selain acara peluncuran pada Jumat besok, turut digelar malam perpisahan antara Pemprov Papua dengan Anggota Legislatif 2009-2014 yang tidak terpilih. “Dan besok merupakan waktu atau hari yang ditentukan oleh bapak Gubernur sendiri yang menganggap bahwa itu momen yang baik untuk dilakukan perpisahanâ€. “Sekali lagi ini momen dimana setelah penutupan sidang Paripurna nanti semuanya diajak ke Sasana Krida untuk menggelar malam perpisahan antara pemprov Papua dengan Anggota DPR lama yang tidak terpilih. Acara ini disertakan dengan peluncuran buku yang saya tulis,†tutup Sendius.