Bulog Divisi Regional (Divre) Papua mendorong petani di Papua agar membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), sehingga beras yang dipanen dapat langsung dibeli dengan harga Rp7.300/kg.
“Memang kita berharap kedepan kalau bisa ada kelompok petani yang langsung kontrak ke Bulog.
Sehingga mereka bisa mendapat harga pembelian dari Bulog Rp7300/kg. Sebab selama ini petani menjual ke mitra bulog dengan harga dibawah standar pembelian Bulog,†kata Kepala Bulog Divre Papua Arif Mandu kepada pers di Jayapura, Sabtu.
Menurut dia, selama ini pengadaan beras petani oleh Bulog dipasok melalui pihak kemitraan yang melakukan kontrak dengan perusahaan BUMN itu. Pembelian ini sebenarnya bisa diperluas ke Gapoktan yang persyaratannya lebih ringan.
"Kelompok tani itu sebenarnya lebih dipermudah lagi karena hanya cukup dengan rekomendasi Dinas Pertanian setempat, tidak perlu melakukan kontrak. Kalau dengan mitra kan umum harus penuhi persyaratan," katanya.
Dikataan dia, selama ini belum ada Gapoktan yang bekerja sama dengan Bulog, ada hanya KUD yang statusnya sama dengan mitra penggilingan lainnya.
"Makanya kita berharap ke depan kalau bisa dari Dinas Pertanian menunjuk kelompok tani mana yang memungkinkan dan memiliki mesin penggilingan untuk bekerja sama langsung dengan Bulog. Supaya kami bisa langsung mengadakan beras dari Gapoktan".
"Nanti menjelang panen kami kordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten untuk menggalang Gapoktan mana yang mau buka kontrak langsung dengan Bulog,"tutur Arif.
Sementara itu, Arif mengatakan masih mengandalkan Kabupaten Merauke sebagai daerah sentra produksi beras di Papua.
“Penanaman baru mulai karena hujannya belum merata betul, tapi sebagian besar sudah mulai penanaman. Kita berharap nanti mungkin di Mei 2016 puncak panen.,†kata dia.
Sementara pada tahun ini, lanjut dia, Bulog akan lebih mengoptimalkan pembelian beras pada musim tanam pertama (Rendengan).
"Mudah-mudahan di panen rendengan 2016 ini hasilnya bagus dan kita bisa optimalkan pembelian hasil produksi petani. Target kita di 2016 ini sebanyak 30 ribu ton. Dimana pada panen rendengan kalau bisa kita dapat 25 ribu ton karena biasanya di panen gaduh sedikit dan kita antisipasi jangan sampai kemarau panjang lagi seperti 2015 kemarin,†ucapnya.