Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua mengalami kekurangan tenaga pustakawan, dimana saat ini hanya ada sekitar 29 pegawai yang aktif.
Kepala BPAD Papua, Anni Rumbiak mengatakan hal itu kepada pers, di Jayapura, pekan lalu.
“Pustakawan kami kurang, karena banyak yang sudah pensiun. Hal ini berpengaruh pada SDM di perputakaan daerah baik di provinsi maupun kabupaten/kota sehingga otomatis menjadi kurang,†jelasnya.
Anni mengatakan, untuk menjadi seorang pustakawan harus memiliki karakter kuat dimana yang bersangkutan mesti mengikuti pendidikan maupun pelatihannya. Calon pustakawan pun harus merasa terpanggil kearah itu, agar dapat bekerja dengan maksimal.
Sementara terkait perekrutan pustakawan di perpustakaan kabupaten/kota, lanjut Anni, menjadi kewenangan pemda setempat. Meski demikian, pemerintah daerah diminta tak asal-asalan dalam merekrut tenaga pustakawan.
“Kalau bisa ketika pemerintah daerah hendak melakukan kegiatan penyaringan pustakawan, berkonsultasilah dengan kami di provinsi selaku pembina. Sehingga pustakawan yang direkrut benar-benar profesional dalam bidang tugasnya,†imbau dia.
Sementara itu, Annie mengatakan instansinya bakal menyerahkan bantuan bagi empat sekolah yang sebelumnya sudah mengajukan surat resmi meminta dukungan buku di perpustakaan.
Empat sekolah itu, yakni SD Negeri Inpres Kampung Tiba – Tiba, SD YPPK Santo Petrus Argapura, SMP YPK Diaspora, Sekolah Minggu dari Parisada Hindu Dharma. “Surat sudah kami terima dan telah dievaluasi, sehingga dalam waktu dekat ini buku - buku untuk koleksi di perpustakaan sekolah mereka akan segera diserahkan,†tutur dia.
Kepala BPAD Papua menambahkan, Badan Perpustakaan akan melanjutkan kerjasama dengan organisasi wanita PKK serta Dharma Wanita Papua. Tujuannya, karena para ibu-ibu merupapkan pendidik dasar dalam keluarga sehingga bentuk kerja sama seperti ini dipandang positif untuk tumbuh kembang anak di provinsi ini,†tutupnya.