Dinas Kelautan dan Perikanan Papua mengungkap salah satu kemungkinan penyebab matinya ribuan ikan di Sungai Amaima - Tanggul Barat, kampung Tipuka (Area PT Freeport Indonesia (PTFI), pada Rabu (13/4) lalu, dikarenakan limbah PT. Freeport Indonesia.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua FX. Mote kepada pers, Rabu (20/4) di Jayapura.
Sementara dua kemungkinan lain yang dikemukakan, yakni tak adanya oksigen serta matinya plankton dan larva yang menjadi makanan utama ikan-ikan yang hidup di Sungai Amaima.
“Hanya ini masih bersifat dugaan. Sehingga kepastian matinya ikan ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium oleh tim yang sudah turun langsung mengambil sampel ikan dan air disanaâ€.
“Harapan kami mudah-mudahan hasilnya bisa diumumkan paling lambat Kamis (21/4) besok (hari ini,red),†jelas dia.
Meski begitu, Mote meminta semua pihak tak buru-buru menunjuk satu lembaga tertentu sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas matinya ribuan ikan di Sungai Amaima.
“Sebab kematian ikan seperti ini kan memang bukan sesuatu yang luar biasa. Karena jika kita ikuti di Ancol Jakarta pernah juga terjadi kematian serupa. Lalu kemudian di Jepang dan Danau Toba Sumatera Utaraâ€.
“Lalu memang ada juga jenis ikan di laut dan perairan umum yang memiliki lokasi untuk hidup berbeda-beda. Ada yang hidup di tekanan dan suhu tertentu, sehingga bisa dikatakan mereka memiliki tingkatan hidup yang berbeda-beda,†ucap dia.