Dinas Perhubungan Papua mengakui pembangunan
Dermaga Depapre masih terkendala hak ulayat. Hal tersebut dikatakan Plt. Kepala
Dinas Perhubunga Papua Djuli Mambaya kepada pers, di Jayapura, Sabtu (23/4)
lalu.
“Mengenai pembangunan Pelabuhan Depapre ini
kita terkendala di hak ulayat. Tetapi saya yakin kalau kita bekerja sama dengan
masyarakat lalu menjelaskan betapa pentingnya Pelabuhan Depapre untuk Papua
seluruhnya, saya kira akan ditemukan jalan keluarnyaâ€.
“Apalagi kita menilai kecil kemungkinan untuk
memperluas areal Pelabuhan Laut Yos Sudarso Jayapura, karena situasi dan
kondisi yang bisa menambah kemacetan di pusat kota. Makanya masalah Pelabuhan Depapre harus segera
diselesaikan sebab disana nantinya akan dijadikan sebagai pelabuhan peti
kemas,†ujar dia.
Djuli menyatakan pembayaran hak ulayat menjadi
satu hal yang sangat penting agar dalam pengoperasiannya tidak menemui hambatan
atau kendala, mengingat lokasi tersebut nantinya bakal menjadi salah satu pelabuhan
terbesar di Indonesia dalam mendukung program Tol Laut Presiden Joko Widodo.
“Intinya kita akan segera membicarakan dan
menyelesaikan mengenai penggantian hak ulayat yang harus dibayarkan kepada
pemilik tanah. Tentu pemerintah harus jujur menyatakan jika memang tanahnya
dimiliki rakyat. Sehingga kita juga harus memberikan haknya sesuai dengan harga
yang ditentukan oleh pemerintah,†ucap dia.
Sama halnya dengan tuntutan ganti rugi pemilik
hak ulayat di Bandara Sentani Jayapura. Djuli mengatakan jika masih terkendala
penyediaan dana tuntutan ganti rugi, maka diusulkan pembayarannya melalui
sharing dana antara pusat, provinsi dan kabupaten.
“Memang saya mendengar ganti rugi akan
diberikan kepada pemilik hak ulayat melalui dana APBN. Hanya menurut saya soal
bandara harus dituntaskan supaya semuanya apalagi kita akan menuju ke PON 2020â€
“Makanya harapan Saya sebelum event nasional PON,
masalah tanah ini kalau bisa sudah diselesaikan. Memang dari APBD memang belum
ada peruntukan anggaran untuk ganti rugi, tapi mungkin sebaiknya harapan saya
kita sharing dana baik APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten.
Sebab disitu kan ada
PAD yang dinikmati kabupaten juga. Karena itu, marilah kita bersama-sama
menyelesaikan supaya semuanya cepat tuntas,â€imbau dia.