Desas-desus rasionalisasi (merumahkan,red)
pegawai negeri sipil (PNS) yang sementara digodok Menteri PAN dan RB dinilai
tak akan banyak berpengaruh di Papua. Hal itu diakui Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi
Papua, Hery Dosinaen, Senin (6/6) di Jayapura.
Ia pun memastikan Papua belum punya rencana
untuk merasionalisasi PNS, karena merasa kebijakan itu tak cocok diaplikasikan
di bumi cenderawasih. Apalagi kabupaten/kota masih sangat kekurangan tenaga PNS.
“Mengenai pemangkasan jumlah PNS di Papua, itu
pun baru sifatnya wacana dari Menteri PAN RB. Kita disini membutuhkan banyak
pegawai, terutama yang bertugas di daerah. Intinya, banyak kebijakan yang
bersifat sentralistrik dari pemerintah pusat yang tidak cocok diterapkan disini
(Papua,red),†ucap dia.
Sebaliknya, kata dia, Pemprov di era
kepemimpinan Gubernur Papua,Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal berkomitmen
kuat memperjuangkan revisi secara total RUU Otsus Plus.
Upaya ini tentunya tak akan maksimal tanpa
adanya dukungan para Pegawai Negeri Sipil. “Oleh karena itu, saya minta pegawai
tak perlu resah. Tetap semangat dalam bekerja, khususnya saat memberikan
pelayanan kepada masyarakat,â€imbaunya.
Menteri PAN dan RB, Yuddy Chrisnandi sebelumnya
menyatakan telah menggodok rencana merumahkan 1 juta PNS untuk di pusat dan
daerah. Ditargetkan pengurangan pegawai dari 4,5 juta menjadi 3,5 juta PNS.
“Mereka yang dipecat adalah PNS yang tidak
kompeten, tidak profesional dan tidak disiplin. Langkah ini diambil karena jumlah
PNS yang ada sekarang terlalu banyak. Selain itu, pertimbangannya, pengurangan
jumlah PNS bisa meringankan beban belanja anggaran,†kata dia.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla
menyatakan, pegawai negeri sipil tak perlu khawatir dengan adanya rencana
rasionalisasi oleh Kementerian Pandayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
Jusuf Kalla mengatakan, pengurangan jumlah PNS bukan
berarti pemecatan pada abdi negara. Pengurangan besar-besaran PNS terjadi
karena pemerintah memutuskan untuk memoratorium penerimaan PNS.