Pemerintah Provinsi Papua bakal menggelar
pameran pelaksanaan sirkumsisi di bumi cenderawasih, pada Konferensi
Internasional HIV/AIDS ke-22, yang akan digelar di Amsterdam, Belanda, akhir
Juli mendatang.
Hal demikian disampaikan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS
(KPA) Papua, Constan Karma, di Jayapura, Senin (16/7).
Selain membuka stand pameran, lanjut dia, Pemprov Papua
bakal diberi kesempatan untuk berbicara didepan seluruh peserta dari berbagai
negara, terkait pelaksanaan sirkumsisi di bumi cenderawasih selama tujuh
menit.
“Yang pasti ini merupakan satu kehormatan bisa berbicara
dihadapan seluruh negara peserta konferensi HIV/AIDS, dimana untuk benua Asia,
kita yang pertama. Intinya, ini sangat menarik sebab Papua menjadi yang kedua
setelah Afrika yang menerapkan program sirkumsisi,” jelasnya.
Sementara dalam konferensi yang digelar tiga tahun sekali
tersebut, Pemprov Papua didampingi empat kepala daerah, yakni Bupati Sarmi,
Merauke, Tolikara dan Walikota Jayapura. Tak ketinggalan aktivis yang konsen di
bidang pencegahan HIV/AIDS.
Diharapkan melalui kegiatan konferensi tersebut, Pemprov
Papua dapat mendengar dan berdiskusi terkait hal-hal baru dalam penanganan dan
pencegahan HIV/AIDS.
“Sebab kita akan bertemu para ahli dunia karena isu HIV/AIDS
ini kan ada di setiap negara di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia
(Papua). Makanya, kita harap ada hasil atau masukan positif yang bisa kita bawa
pulang ke Papua untuk diterapkan dalam upaya penanganan HIV/AIDS,” ucap dia.
Sementara ditanya soal akomodasi, Karma mengakui butuh dana
yang sangat besar. Meski begitu, pihaknya berharap menilai ada banyak hal
positif yang dapat dibawa pulang dari konferensi untuk nantinya diterapkan di
provinsi ini.
“Sebab kehadiran Pemerintah Provinsi Papua di konferensi ini
juga sangat penting guna mendapatkan hal hal baru terkait metode penanggulangan
yang baru dikembangkan oleh para ahli.”
“Intinya tak bisa Papua melakukan penanggulangan HIV dengan cara kita sendiri. Kita harus
mendengarkan pandangan dari para ahli supaya bisa lebih maksimal saat mencegah
dan melakukan penanganannya,” terang dia.
Sebelumnya, Papua menjadi peringkat pertama untuk provinsi
dengan kasus HIV/Aids tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Papua hingga Mei 2018 jumlah kasus HIV/AIDS di Papua tembus angka 35
ribu kasus.