Kenaikan harga beras secara nasional yang terjadi menjelang perayaan hari raya keagamaan Natal, ternyata tidak berpengaruh apalagi menimbulkan gejolak kenaikan harga beras di Papua. Hal ini terlihat di sejumlah pasar, diantaranya di Pasar Youtefa bahwa imbas dari kenaikan itu, ditanggapi biasa-biasa saja oleh masyarakat. Maklum, wilayah tertimur di Indonesia ini sudah terbiasa dengan harga maupun barang yang mahal.
Kepala BPS Provinsi Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (19/12) petang.mengatakan, dalam pantauan tim BPS terhadap kenaikan harga beras pada tanggal 12 s/d 16 Desember 2006, terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) senilai Rp. 7.415,96 per kg pada tanggal 15 Desember dari Het di tanggal 12 Desember sebesar Rp. 6.998,88 untuk beras kualitas Cisadane bermerek betet. Sedangkan untuk beras dengan kualitas Internasional Rice (IR), dengan merek Putri Thailand, Padi Lumbung Merah dan MM bergerak naik dengan HET senilai Rp. 6.606,84 pada tanggal 14 Desember dari perbandingan di tanggal 12 Desember dengan HET senilai Rp. 6.448,46. Untuk beras Dolog selama pemantauan stabli dengan HET Rp. 5.000. Kenaikan juga terjadi beberapa kabupaten, salah satunya di Kabupaten
Paniai dari HET sebesar Rp. 7.500 untuk beras Dolog, meningkat menjadi Rp. 10.000 di tanggal 16 desember. Kenaikan juga terjadi untuk harga beras lainnya, yang naik rata-rata Rp. 2.000. Dikatakan Djarot, dari hasil pemantauan dan pengamatan tim BPS, kenaikan harga dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat konsumen dalam mengkonsumsi beras menjelang perayaan hari raya Natal. Hal tersebut, sesuai pengakuan para penjual di los-los pasar yang menjadi tempat penelitian tim dari BPS, karena untuk beras MM pada tanggal 12 Desember di Kota Jayapura sempat terjadi kekosongan stok. “Jadi, memang harga disini naik pada umumnya tapi kenaikan harga ini tidak berpengaruh apalagi menimbulkan gejola kenaikan beras. Hal ini dikarenakan, masyarakat yang ada di Papua sudah terbiasa dengan harga jual barang yang tergolong tinggi,” aku Djarot.