DATA POTENSI SUMBER DAYA IKAN PADA LAUT
ARAFURA
POTENSI SUMBER DAYA IKAN LAUT ARAFURA
(ZEE)
Gambaran Potensi Sumberdaya Hayati Perikanan Laut Arafura tersebut di atas sangat melimpah dan merupakan peluang usaha yang menjanjikan, bahkan menurut Naami (1987) rata-rata sekitar 30 % dari total nilai ekspor udang Indonesia setiap tahunnya berasal dari Laut Arafura, disamping ikan demersal dari ikan pelagis, serta ikan hias dan biota perairan lainnya.
POTENSI SUBERDAYA PERIKANAN DARAT
Dari total luas wilayah Kabupaten Mappi seluas 23.824 Km2, tersedia sumberdaya alam yang potensial untuk usaha Perikanan diantaranya :
Perairan Umum (sungai, rawa) : 833.840 Ha
Lahan yang cocok untuk usaha Budidaya : 847.540 Ha
Kandungan Potensi Sumberdaya Perikanan Darat tersebut khususnya di Perairan Umum terdapat berbagai jenis ikan ekonomis penting dan ikan hias serta biota perairan lainnya. Beberapa jenis ikan diantaranya tergolong langka dan dilindungi seperti ikan Siluk Irian (Arwana), kura-kura moncong babi, dan kura-kura batik.
Prakiraan potensi lestari Perikanan Darat di Kabupaten Mappi adalah :
a.Potensi Sumberdaya Perairan Umum
  Perairan umu meliputi sungai, rawa, dan genangan air lainnya seluas 833.840 Ha dengan potensi lestari disumsikan 100 Kg / Ha, maka potensi lestari pertahun sebesar 83.384 Ton.
b.Potensi lahan budidaya air tawar 
  diperkirakan seluas 842.140 Ha, dengan produksi 1.473.745 Ton / Tahun.
c.Potensi lahan budidaya air payau (tambak) 
  diperkirakan seluas 5.400 Ha, sehingga potensi produksinya dapat mencapai 9.450 Ton / Tahun.
POTENSI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
Ikan merupakan bahan makanan yang mudah membusuk (Perishable Food), sehingga upaya pengolahan dan pengawetan mutlak diperlukan. Hal ini dilakukan agar produk yang telah dihasilkan pembudidaya ikan / nelayan dapat sampai di tangan konsumen dalam keadaan baik dan layak dimakan (Eatable).
Komoditas Perikanan tanpa perlakuan pengawetan dalam suhu tropis hanya dapat bertahan paling lama 8 (delapan) jam di udara terbuka. Untuk mempertahankan mutu ikan tersebut perlu dilakukan suatu penanganan, berupa proses pengolahan / pengawetan baik bersifat tradisional maupun cara modern.
Adapun jenis ikan olahan yang diproduksi di Kabupaten Mappi berdasarkan tingkat teknologi adalah sebagai berikut :
a.Secara tradisional (curing) meliputi :
  -  Pengeringan
  -  Pengasapan / pemanggangan / pembakaran
  -  Pembuatan pentolan bakso, kerupuk ikan, dan abon
b.Secara modern meliputi :
  -  Pembekuan
POTENSI HUTAN BAKAU (MANGROVE)
Hutan Bakau (mangrove) dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal pada kondisi tertentu, dimana terjadi penggenangan dan sirkulasi air permukaan yang menyebabkan pertukaran dan pergantian sediment secara terus-menerus.
Dalam fungsi ekologi, ekosistem mangrove memiliki fungsi penting, antara lain : sebagai tempat pemijahan, penyedia makanan (nutrient), tempat mencari makan, tempat berlindung, dan tempat pengasuh bagi berbagai jenis biota yang hidup di dalamnya.
Potensi hutan bakau (mangrove) Kabupaten Mappi cukup besar, karena sepanjang garis pantai Kabupaten Mappi adalah kawasan mangrove begitupun di daerah aliran sungai bagian hilir yang ada di Kabupaten Mappi semuanya ditumbuhi tanaman bakau (mangrove) yang melimpah dengan kepiting bakau dan biota berkulit keras.