Hal itu diakui Kepala Dinas Cabang Pendidikan dan Pengajaran Distrik Waropen Atas, Kabupaten Waropen, Papua, Jusuf Indemarey, di Jayapura, Rabu. Menurut Jusuf, begitu banyak murid lulusan SD belum tahu membaca, menulis dan menghitung. Kurang seriusnya para guru dalam memberikan pelajaran pembaca dan menulis dan berhitung kepada anak didik selama duduk di bangku sekolah menjadi penyebab utama. Hal ini dapat diketahui dari lulusan SD yang setelah ditest membaca ternyata tidak mampu membaca dan mereka mengakui kalau hal itu akibat guru tidak pernah berada di tempat tugas untuk mendidik anak murid ketika para peserta test itu belajar di sekolah. Kualitas SDM setempat yang dihasil melalui pendidikan belum menunjukan harapan, karena guru sendiri tidak disiplin berada di tempat tugas. Mereka selalu meninggalkan tugas dan pergi ke kota berbulan-bulan, bahkan baru kembali melaksanakan tugas pada saat melaksanakan ulangan atau ujian. Kondisi SDM itu menyebabkan begitu banyak kaum muda di sini belum bisa membaca atau tidak bisa lancar membaca padahal dasar pertama yang harus diletakkan di SD adalah membaca, menulis dan berhitung. Dikatakannya, dinas pendidikan dan pengajaran di kabupaten harus memperhatikan kondisi secara baik, bahkan tidak segan-segan memberikan sanksi kepada oknum guru yang tidak memperhatikan tugas belajar mengajar di sekolah. "Banyak oknum guru pergi seenaknya ke kota, sementara murid terlantar di kampung, hal itu terjadi karena kurang seriusnya pemerintah dalam memperhatikan proses belajar mengajar dan kesejahteraan guru di wilayah pedalaman dan terpencil," ujarnya. Lanjut Jusuf, tenaga guru di pedalaman Waropen Atas sangat terbatas, hal itu terlihat pada satu SD hanya bisa ditanggani dua hingga tiga guru, sehingga kualitas murid yang dihasilkannya pun rendah. Bersamaan dengan itu, lanjutnya dana yang dialokasikan untuk membiayai bidang pendidikan sangat besar, namun para oknum guru sering malas tidak melaksanakan tugas dan hanya berkeliaran di kota tanpa memperhatikan tugas utama yakni mengajar di sekolah. Jusuf mengakui, kendala itu sudah berulangkali dilaporkan kepada pemerintah daerah, namun tidak digubris secara sungguh-sungguh, padahal dasar pembangunan di Papua berawal dari penyediaan SDM di segala bidang. Proses belajar mengajar yang baik dan bermutu sangat didambakan masyarakat di pedalaman, hal itu harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam menciptakan SDM yang berkualitas guna membangun Papua menuju masa depan yang lebih baik lagi.
Sumber : http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=119795