Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Senin (29/1) menggelar Seminar Seminar Pemberdayaan Masyarakat Kampung, bertempat di Lantai III Ballroom Hotel Matoa Jayapura. Gubernur Barnabas Suebu dalam sambutannya berharap melalui pelaksanaan seminar ini, terjadi persamaan presepsi, perumusan arah dan kebijakan yang terintegrasi dan komperehensif bagi upaya memberdayakan masyarakat dikampung-kampung. Sehingga gilirannya nanti masyarakat mampu merencanakan dan melaksanakan perbaikan bagi diri mereka sendiri menuju pada kemandirian. Demikian dikatakan Gubernur Suebu dalam sambutannya, yang dibacakan Kepala Bappeda Provinsi Papua, Abraham Werimon, disela-sela kegiatan pembukaan seminar, kemarin. Lebih jauh Gubernur menjelaskan, pelaksanaan seminar bertujuan menyamakan presepsi pemberdayaan masyarakat serta merumuskan arah, kebijakan dan sasaran yang lebih relevan dengan prinsip-prinsip pemberdayaan, yakni keberpihakan kepada peningkatan kualitas hidup orang asli Papua (orpa), keterbukaan atau transparansi, keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan (partisipasi), kemandirian dan partisipasi mengelola langsung dan memperoleh manfaat dari dana pemberdayaan serta akuntabilitas. Contoh kecilnya, setiap kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil, harus ditujukan pada peningkatan kualitas hidup orpa yang menetap diwilayah distrik dan kampung se-Papua. Selain itu, masyarakat kampung harus diberi wewenang dan tanggung jawab mengelola program pembangunan kampungnya secara mandiri, partisipatif dan demokratif. Dikatakan Suebu, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun LSM dan badan-badan dunia. Sejumlah program yang bertemakan pemberdayaan masyarakat kampung telah dimulai di Papua sejak 1998 sampai sekarang dengan tujuan mewujudkan keberdayaan masyarakat di kampung agar mampu menggagas, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan yang telah direncanakan serta yang telah tercapai. Namun demikian, ada polemik bahwa upaya pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, belum memberdayakan masyarakat, bahkan cenderung memperdaya masyarakat yang tinggal menetap di kampung-kampung. Kaitannya dengan polemik ini, Gubernur kembali meminta agar melalui kegiatan seminar ini, diharapkan mampu melengkapi dan menyempurnakan konsep pemberdayaan masyarakat ditingkat distrik dan kampung dari berbagai versi yang berkembang di tanah ini.