Dalam rangka memperingati hari masuknya Injil di Papua pada tanggal 5 Februari 2007 mendatang, Forum Konsultasi Para Pemimpin Agama (FKPPA) di tanah Papua, Jumat (2/2) menggelar dialog, bertempat di lobby Swiss Bellhotel Jayapura. Acara dialog yang membahas upaya penanggulangan virus mematikan HIV/AIDS, yang dihadiri oleh para tokoh agama, yakni Leo Labaladjar mewakili agama Kristen khatolik, Pdt. Herman Saud mewakili Kristen Protestan, Mustika mewakili agama Hindu, Toni Wanggai mewakil MUI, dan Panco mewakili Budha, serta Ketua KPA, Drh. Constant Karma beserta Ketua Jaringan ODHA se tanah Papua, Heny. Dari dialog selama 90 menit ini, mengupas masalah penanganan maupun penanggulangan virus mematikan HIV/AIDS berikut kendala yang dihadapi. Terungkap dalam dialog bahwa penyebaran virus mematikan ini diakibatkan oleh perilaku beresiko masyarakat seperti melakukan hubungan seks beresiko atau dengan yang bukan pasangan sahnya. Diyakini untuk menanggulangi penyebaran virus mematikan ini memerlukan anggaran khusus, keseriusan pemerintah serta keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan melalui pertobatan massal. Untuk itu, semua pihak sepakat menjelang tanggal 5 yang merupakan hari injil masuk ke Papua, akan melakukan pawai damai dan doa bersama. Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah, ”Bertobatlah dan Ubahlah perilaku”. Sedangkan sub tema adalah, ”Melalui peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepala Tuhan Yang Maha Esa Kita Hentikan Perkembangan HIV/AIDS Sebagai Perwujudan Papua Tanah Damai”. Rute pawai yang akan dilalui, start di Taman Imbi Jayapura melewati jalan Ahmad Yani, jalan percetakan, jalan Sam Ratulangi dan finish di GOR Cenderawasih. Sedangkan untuk doa bersama, FKPPA telah mengeluarkan surat himbauan kepada Pimpinan Lembaga Agama untuk mengadakan ibadah dan doa bersama pada hari Jumat tanggal 2 Februari kemarin bagi agama Islam, Hindau dan Budha, Advent pada hari Sabtu tanggal 3 Februari, serta hari Minggu dan Senin tanggal 4-5 Februari untuk Kristen Protestan dan Khatolik. Melalui pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan dapat menggugah hati masyarakat untuk meu bertanggung jawab menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS yang hingga saat ini belum ditemukan penawarnya.**