Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, tahun ini mengelola Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) senilai Rp. 31 miliar yang bersumber dari dana APBN. Sebagian besar anggaran tersebut akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan fisik, termasuk pembangunan kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua yang pada tahap I ini, dialokasikan senilai Rp. 6,5 miliar. Program fisik lainnya berupa pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) di Merauke senilai Rp. 3 miliar, kemudian pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Agats sebesar Rp. 5 miliar, pembangunan Pelabuhan Perikanan di Mimika sebesar Rp. 1 miliar, serta optimalisasi Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) di Bosnik Biak senilai Rp. 900 juta. Sementara untuk kegiatan non fisik, Dinas Perikanan mengalokasikan anggaran senilai Rp. 6 miliar untuk penguatan modal usaha budi daya kepada para nelayan, baik untuk budi daya di air tawar dan air laut di Kabupaten/Kota se-Papua. Sedangkan untuk sisa dana lainnya, akan dipergunakan untuk mendukung anggaran operasional, seminar, sosialisasi, pendampingan, pembinaan maupun kegiatan-kegitan lainnya. Hal demikian, dikatakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Ir, Astiler Maharadja, Jumat (9/2) pagi, diruang kerjanya. Untuk program kerja tahun yang dibiayai melalui APBD Provinsi Papua Tahun 2007, Astiler mengatakan, berbagai kegiatannya diarahkan untuk memotorisasi peralatan-peralatan nelayan guna meningkatkan pendapatannya. “Contohnya kalau ada nelayan yang punya perahu tapi belum punya motor penggerak ya kita kasih. Pemberian bantuan ini ditujukan kepada para nelayan diwilayah kabupaten yang memiliki pantai,” kata Astiler. Selain itu, akan dilakukan pengembangan budi daya hasil-hasil laut maupun di air tawar, seperti pengembangan budi daya rumput laut, teripang, kepiting dan ikan kerapu walau masih pada tahap percontohan. Pada budi daya ikan air tawar, melalui budi daya ikan keramba yang akan dikembangkan di Danau Sentani serta kolam-kolam rakyat untuk wilayah pedalaman, guna pemenuhan gizi masyarakat. Program ini masuk pada program RESPEK seperti yang dicanangkan Gubernur Suebu untuk pembangunan diwilayah perkampungan. “Budi daya ikan air tawar melalui kolam-kolam rakyat diwilayah pedalaman bertujuan untuk pemenuhan gizi protein masyarakat, karena saat ini masyarakat diwilayah pegunungan hanya makan 7 kilogram/kapita/orang/tahun. Sedangkan diwilayah pesisir, tingkat konsumsi rakyat akan ikan sedikitnya 38-40 kilogram. Untuk itulah kita tahun ini berupaya meningkatkan usaha masyarakat disamping menggiatkan program makan ikan yang cukup untuk pemenuhan protein dalam tubuh,”kata Astiler. Sayangnya Astiler belum dapat mempublikasikan alokasi dana yang dianggarkan kedalam APBD tahun 2007 ini, karena program kegiatannya masih sementara dalam penyusunan. Namun Astiler memprediksikan bahwa anggaran tahun 2007 yang sementara dalam penyusunan tersebut, akan sama dengan alokasi dana yang dianggarkannya pada tahun anggaran 2006 kemarin, yakni kurang lebih sekitar Rp. 29 miliar.