Mimika.
Meski kesepakatan berdamain belum tercapai, namun kedua kelompok yang bertikai telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata, yang artinya tidak ada lagi perang untuk sementara hingga pelaksanaan ritual perdamaian dicapai.
Kesepakatan genjatan sejata yang akan dilakukan hari ini Senin (14/6) bertempat dilokasi perang ditandai dengan pelemparan panah antara kelompok Nduga dan Damal, selain itu pada acara tersebut juga nanti akan dilakukan pelemparan 2 ekor babi yang dilakukan oleh 10 orang,yang terdiri dari 5 orang dari Nduga dan 5 orang dari Damal.
Puncak acara genjatan senjata tersebut nanti akan ditandai dengan salaman antara kedua kelompok yang mengartikan bahwa kedua kelompok yang sempat bertikai itu sudah bisa hidup seperti biasa, dimana masayarakat Nduga sudah bisa melewati perkampungan Damal dan demikian sebaliknya.
Wartawan PAPUA POST di Timika melaporkan bahwa proses perdamain masih panjang dan masih membutuhkan pembicaraan lebih lanjut.
Pembicaraan ada yang dilakukan di kediaman Kapolres Mimika AKBP, Paulus Waterpauw dihadiri oleh Dandim dan perwakilan kedua kelompok yang bertikai.
Walau telah ada pernyataan stop perang dari keluarga korban alm Umo Allom, yang di tandai dengan "tanam tebu" pertanda perang diberhentikan, namun belum ada kepastian pelaksanaan ritual perdamain, sebab banyak hal yang harus dilakukan seperti pembayaran denda adat berupa "tebus kepala" dan juga bakar batu dan pembersihan tempat perang.
Namun pihak keamanan dari anggota Polres, Brimob Polda Papua maupun Den Kaveleri III Timika masih tetap berjaga-jaga di perbatasan kedua kampung yang sedang bertikai yang dinyatakan sebagai daerah netral dan sejumlah titik-titik rawan disekitar lokasi. Hingga kemarin kondisi kemanan di Timika sudah berjalan normal khususnya di Kwamki Lama lokasi terjadinya perang antar warga.
Kapolres Mimika AKBP, Paulus Waterpauw, mengatakan walaupun situasi di Kwamki Lama sejak Jumat (11/6) lalu sudah kondusif, namun pihaknya tetap menyiagakan seluruh kekuatannya baik dari Polres Mimika, Brimob Polda Papua dari Den Kaveleri III Timika yang ditempatkan di sejumlah titik rawan.
"Bahkan untuk menghindari adanya pengerusakan serta aksi penjarahan, tetap menempatkan personilnya pada pos-pos penjagaan pada 4 titik yaitu di pertigaan Jalan Mambruk II, di belakang gereja Bethel Kwamki Lama, Jalan poros kampung Harapan serta di jalan Freeport lama", jelasnya.
Selain itu satu unit Mobil Pemadam Kebakaran serta satu unit mobil Ambulance juga di siagakan, untuk menghindari terjadinya kejadian -kejadian termasuk bentrok susulan maupun pembakaran rumah-rumah.
Oleh sebab itu, tambah Kapolres untuk upaya perdamaian ini sedang di lakukan di kelompok bawah (Nduga), sebab sesuai dengan adat masyarakat, merekalah yang punya hak untuk
menentukan lanjut perang atau selesai.