"Ketahanan pangan disuatu wilayah mempunyai sifat multi-dimensional yang ditentukan oleh berbagai faktor ekologis, sosial ekonomi dan budaya serta melibatkan berbagai sektor. Sehingga untuk mengacu kepada karakteristik beragam tersebut, maka pemecahan masalah ketahanan pangan wilayah harus bersifat holistik dan karirnya dapat mewujudkan ketahanan pangan di setiap rumah tangga. Disisi lain, pembangunan ketahanan pangan masih menghadapi berbagai masalah eksternal dan internal. Kondisi ini tentunya perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik pemerintah, masyarakat dan stakeholder lainnya untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka pemenuhan pangan bagi masyarakat di Provinsi Papua.
"Sehubungan dengan hal tersebut, aparat pembina ketahanan pangan diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dan merumuskan kebijakan guna pencapaian pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi di daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota se-Papua. Diharapkan pula agar perumusan dapat terakomodir hingga ke tingkat rumah tangga. Hal itu seperti dikemukakan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu, SH dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Bidang Aparatur Setda Provinsi Papua, Drs. Hendrik P. Kaisepo pada Rapat Sinkronisasi Program 2007, di Sasana Krida Kantor Gubernur, Seperti dicontohkannya, ketahanan pangan di Papua secara makro dapat diindikasikan oleh keragaman tingkat ketersediaan energi untuk dikonsumsi penduduk pada tahun 2006 sebesar 2.548 kilo kalori/kapita/hari, dimana kondisi ini menunjukan tingkat ketersediaan energi tersebut telah melebihi standar nasional sebesar 2.200 kilo kalori/kapita/hari dengan kontribusi berasal dari pangan nabati. Sedangkan tingkat ketersediaan protein mencapai 88 gram/kapita/hari atau telah melebihi standar nasional sebesar 57 gram/kapita/hari dengan kontribusi terbesar berasal dari pangan nabati.
"Namun demikian, kondisi ketahanan makro tersebut belum dapat mencerminkan kondisi mikro pada tingkat rumah tangga, dimana sesuai hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tingkat konsumsi energi sebesar 1.937 kilo/kalori/kapita/hari atau masih dibawah standar nasional sebesar 2.000 kilo/kalori/kapita/hari. Sedangkan untuk protein, tingkat konsumsi mencapai 47 gram/kapita/hari atau baru mencapai 90 persen dari norma kecukupan sebesar 52 gram/kapita/hari. Oleh karena itu, lanjut Gubernur, kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak terkait, sehingga pemenuhan pangan kedepan, dapat tersedia secara baik dan berkelanjutan.
"Rapat Sinkronisasi Program DKP 2007 Sementara itu, Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Papua, Rabu (14/3) kemarin, menggelar rapat sinkronisasi program tahun 2007 tingkat provinsi, bertempat di Sasana Karya Kantor Gubernur Dok II, Jayapura. Kegiatan tersebut dihadiri Bupati/Walikota selaku Ketua DKP Kabupaten/Kota se-Papua, Anggota DKP Provinsi Papua, Kepala Instansi Lingkup Pemerintah Provinsi Papua, dan Kepala Dinas/Kantor Penanggung jawab Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota se-Papua. Melalui kegiatan sehari ini, diharapkan bisa menghasilkan satu perumusan kebijakan dalam rangka pemantapan ketahanan pangan di Tanah Papua.