Data perbankan yang dihimpun Bank Indonesia (BI) berdasarkan laporan perbankan diwilayah Papua dan Papua Barat menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disimpan oleh masyarakat sampai dengan posisi bulan Desember 2006 adalah sebesar Rp. 15,214 trilyun atau naik 40,04 persen (Year on Year disingkat YOY) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. DPK tersebut terdiri dari jenis simpanan giro sebesar Rp. 7,202 trilyun, simpanan deposito sebesar Rp. 2,007 trilyun, dan tabungan sebesar Rp. 3,870 trilyun. Posisi DPK di Papua ini merupakan yang terbesar kedua diwilayah Sulampua atau yang biasa disebut Sulawesi – Maluku – Papua, setelah Sulawesi Selatan.
"Hal ini seperti disampaikan Pimpinan Bank Indonesia, Suratno Koestamar, dalam satu kesempatan, kemarin. Dikatakan Suratno Koestamar, walaupun tercatat memiliki jumlah DPK yang cukup besar, namun penyaluran kredit perbankan di Papua tercatat hanya menempati urutan keempat diwilayah Sulampua, setelah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, yakni dengan posisi kredit sebesar Rp. 3,552 trilyun. ”Memang penyaluran kredit tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan DPK yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat. Tetapi, yang patut diperhatikan bahwa jumlah penyaluran kredit di Papua mengalami pertumbuhan sebesar 25,03 persen (YOY), dan merupakan pertumbuhan yang tertinggi diwilayah Sulampua,” katanya. Menurut Dia, walau pertumbuhan kredit di Papua merupakan yang tertinggi di Sulampua, tetap merupakan tantangan bagi Perbankan Papua untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya, sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam Pembangunan, tentunya tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, hal yang membanggakan lainnya pertumbuhan DPK yang cukup tinggi tersebut, khususnya pertumbuhan jenis simpanan giro, menyebabkan angka Loan to Deposite Ratio atau LDR cenderung menurun pada level 28,29 persen. Namun demikian, kredit yang dihimpun Perbankan Papua tergolong cukup baik, yang ditunjukan oleh rasio kredit non lancar atau NPL yang tercatat sebesar 2,08 persen. Hal tersebut menjadi tolak ukur perkembangan dunia Perbankan di Papua.