"Surveilans Terpadu HIV Perilaku disingkat STHP, direncanakan akan disosialisasikan dalam waktu dekat. Program sosialisasi ini merupakan tindaklanjut dari hasil pelaksanaan survei perilaku September 2006 lalu, di 10 kabupaten/kota se-tanah Papua. Hal ini sebagaimana dikatakan Kepala BPS Provinsi Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM melalui Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua, Rosjid Machfud, diruang kerjanya, Kamis (15/3) petang.
"Hasil survei HIV perilaku, di 7 Kabupaten/Kota Papua dan 3 kabupaten/kota Papua Barat (dulunya IJB), yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mappi, Kabupaten Paniai, Kabupaten Yapen Waropen, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, dan Kabupaten Teluk Bintuni, menunjukan bahwa perilaku di Papua berada pada tingkatan yang tertinggi. Terbukti dari 6223 sampel darah yang diambil, positif HIV/AIDS terindikasi kepada sebanyak 144 sampel darah yang diambil. Trend ini menunjukan bahwa upaya penanggulangan HIV/AIDS di Papua perlu untuk lebih diintensifkan. Karena pengambilan sampel pada kegiatan STHP dilakuan bagi populasi masyarakat umum bukan kepada populasi masyarakat beresiko tinggi seperti para buruh dipelabuhan, ojek, atau lokalisasi.
”Jadi, hasil ini cukup memprihatinkan, dimana sampel yang terindikasi terinveksi virus HIV/AIDS melebihi prosentase 1 persen dari total sampel yang ada. Apalagi STHP kemarin dilakukan pada populasi masyarakat umum bukan kepada yang beresiko tinggi. Jadi saya pikir kedepan perlu ada penanganan yang lebih intensif bahkan super intensif,” kata Rosjid Dalam kesempatan tersebut, Rosjid menambahkan bahwa proses sosialisasi STHP tinggal menunggu aba-aba dari Pemerintah Pusat. Sedangkan, untuk optimalnya penanganan virus mematikan ini kedepan, diharapkan agar penyelenggaraan sosialisasi dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Papua.