BIAK- "ISOLASI yang menghadang pembangunan di Papua harus diterobos. Caranya dengan membangun sarana dan prasarana infrastruktur baik untuk infrastruktur darat , laut dan udara. Khusus untuk pembangunan infrastruktur darat yakni pembangunan jalan telah diproyeksikan pembangunan jalan berkwalitas tol di Papua dan Papua Barat. Menurut Gubernur Papua Barnabas Suebu,SH. Untuk mewujudkan jalan dengan kwalitas tol tersebut dibutuhkan biaya kurang lebih Rp100 trilliun. Perlu dibangun jalan berkwalitas jalan tol di Papua dan Papua Barat untuk membuka isolasi, ungkap Gubernur. Dijelaskan Gubernur, anggaran trillyunan itu bisa diperoleh dengan hasil kompensasi dari produksi pertambangan yang dilakukan PT Freeport. Untuk pembangunannya juga menggunakan material yang ada di Papua yakni, sisa tambang PT Freeport (Tailling).
"Kita bisa bangun semua dan dana pasti ada, karena kita bisa dapat dari hasil pertambangan PT Freeport. Jadi ada gunung yang akan ditambang harganya 100 Milliar Dollar Amerika, dan dengan dana dari sini kita bisa bangun ini semua, ungkap Gubernur pada Rapat Kerja (Raker) Bupati dan Walikota Se-Tanah Papua. Gubernur Suebu menekankan bahwa sumber daya alam yang merupakan kekayaan di Tanah Papua sangat berlimpah. Namun kekayaan yang amat besar itu belum mensejahterakan orang Papua akibat kesalahan kita sendiri. Jadi kita tutup Jilid I Pembangunan di Papua dan kita masuki Jilid kedua pembangunan di tanah ini dengan membangun seluruh kebutuhan rakyat kita yang ada di kampung-kampung, jelas Suebu. Dana yang diperoleh Papua saat ini telah mencapai 14 triliun rupiah. Angka perolehan dana ini tentunya telah terjadi lompatan yang begitu luar biasa. Sejak tahun 2002 dari dana Otsus saja kita sudah memperoleh 10 triliun lebih, kata Gubernur Bas. Pada kesempatan sebelumnya, Gubernur Bas, mengungkapkan, pembangunan akan difokuskan pada kampung. Hal ini diimplementasikan program pembangunan lebih banyak diarahkan ke kampung-kampung. Salah satu bentuk yang akan dijalankan, akan dikucurkan dana block grand ke semua kampung yang ada di Tanah Papua, baik kampung di Provinsi Papua maupun di Papua Barat, dana sebesar 100 juta rupiah.
"Dana block grand yang akan dikucurkan ke kampung-kampung itu, kata Bas, dipergunakan dengan metode pemberdayaan. Artinya, dana itu hanya bisa dimanfaatkan dengan diawali musyawarah di masing-masing kampung untuk memprogramkan pembangunan yang benar-benar dapat dirasakan oleh rakyat. Dana ini dinamai dana block grand, artinya, dana ini tidak boleh dipotong sepeser pun. Semua dana itu harus sampai di kampung, kata Gubernur Bas. Program lain yang sejiwa dengan perubahan Papua ke arah yang lebih baik, kata Bas, pola anggaran berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya. Dalam pola anggaran berbentuk piramida ini, jelas Gubernur Bas, sebesar 45% anggara dialokasikan ke kampung. Sementara untuk belanja modal/infrastruktur sebesar 28%, dan belanja aparatur 27%. Berbeda dengan pola terdahulu yang berbentuk piramida terbalik, dimana belanja aparatur mencapai 70%, belanja modal/infrastruktur mencapai 20% dan alokasi untuk kampung hanya 10%. Dikatakannya, pemerintahan di Tanah Papua, baik Provinsi Papua maupun Papua Barat, perlu strategi besar untuk merubah Papua ke arah yang lebih baik. Perlunya strategi besar ini didasari kondisi riil rakyat di Tanah Papua yang masih terhimpit dengan kemiskinan. Ironis, rakyat Papua yang jumlahnya hanya sekitar 1% dari penduduk Indonesia , ternyata penduduk yang berjumlah sedikit ini pun masih terhimpit kemiskinan. Dikemukakan Gubernur Bas, Raker yang digelar ini memiliki 3 tujuan. Tujuan pertama, kata Gubernur Bas, adalah untuk menyatukan persepsi. Katanya, baik Provinsi Papua maupun Papua Barat harus memiliki pemahaman yang sama soal bagaimana menggerakkan roda pembangunan di Tanah Papua ini. Harus satu sehingga kita kerja atas dasar persamaan, tutur Bas Suebu.
"Gubernur Bas Suebu mengajak semua kalangan untuk memahami dari sejarah, kita akan berada pada satu titik, yakni Papua kini yang lebih baik dari Papua di saat sebelumnya. Tanah Papua, kata Bas, memiliki kekuasaan yang besar melalui Otonomi Khusus yang diberikan pemerintah pusat. Kekuasaan besar ini di Indonesia , hanya dimiliki Aceh dan Papua. Sehingga dengan kekuasaan yang besar ini diharapkan akan dapat mengantar rakyat di Tanah Papua pada kemakmuran yang berkeadilan. Lebih lanjut dituturkan Gubernur Bas, dana yang didapat oleh Papua juga begitu besar. Soal dana, terjadi lompatan-lompatan nilai yang didapat Papua.