"Banyak orang berpikir, bahwa infeksi menular seksual disingkat IMS, merupakan salah satu penyakit yang biasa-biasa saja. Tidak sedikit dari mereka juga beranggapan bahwa IMS dapat dengan mudah disembuhkan. Tidak demikian. Mengapa? IMS dapat sangat berpotensi menyebabkan kemandulan bagi pria maupun wanita serta IMS dapat menyebabkan penyakit kanker (kanker rahim pada kemaluan wanita). Tak kalah hebatnya, penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena berpotensi menularkan HIV/AIDS serta menularkan penyakit sifilis kepada anak, khususnya bagi wanita hamil. Kepala Seksi Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi (PHR) BKKBN Provinsi Papua, Agus Fauzi menjelaskan, beberapa mitos IMS yang berkembang dikalangan masyarakat saat ini adalah, IMS dapat dilihat melalui mata telanjang, dapat dicegah dengan pemberian antibiotic tanpa resep dokter, serta semua jenis IMS dapat diobati dengan antibiotic.
"Presepsi seperti itu sangat keliru. Karena pemberian antibiotic tanpa resep dokter dapat sangat berbahaya bagi kesehatan. Aturan dan dosis penyuntikan antibiotic tanpa anjuran yang ditentukan dapat menyebabkan resistensi kuman terhadap antibiotic yang ada dan nantinya akan menyulitkan penyembuhan IMS itu sendiri. Disisi lain, beberapa jenis IMS dapat diobati dengan antibiotic khusus, tetapi untuk jenis IMS lainnya tidak dapat diobati dengan antibiotik. Lebih penting lagi, bahwa Gejala IMS terutama pada wanita, akan terjadi di bagian dalam alat reproduksi sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Khusus pada wanita, IMS tidak dapat disembuhkan dengan mencuci alat kelamin dengan sabun. Pencucian alat kelamin terutama vagina secara terus menerus dan sering dilakukan akan menyebabkan perubahan PH (keasaman) pada vagina. Keasaman yang sudah ada dalam vagina berguna sebagai pertahanan untuk mencegah IMS. Sehingga apabila keasaman vagina itu berubah akan mempermudah masuknya kuman yang secara fisiologis ada dan kuman dari luar untuk menginfeksi alat reproduksi.
“Yang perlu diingat adalah, kita harus mengenali IMS sejak dini. Semua gejala-gejala penyakit IMS tidak disebabkan oleh IMS. Artinya, siapa saja mempunyai gejala tersebut, tetapi tidak terjangkit IMS. Bila muncul gejala itu konsultasikan ke dokter. Semakin dini diketahui, semakin cepat penyakitnya disembuhkan,” katanya.
"Agus Fauzi menambahkan, masalah kesehatan reproduksi, khususnya infeksi menular seksual atau IMS bagi suatu pasangan atau keluarga merupakan suatu hal yang seharusnya tidak terjadi dalam upaya menciptakan keharmonisan hubungan suami-istri yang dilandasi oleh ikatan pernikahan yang sah. Untuk mencegahnya, kita perlu meningkatkan ketahanan keluarga melalui pesan kunci A, B, C, D, dan E atau Absinence, Be Faithfull, Condom, Drugs, dan Equipment. A adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B : saling setia kepada pasangan yang sah. C : gunakan kondom apabila salah satu pasangan beresiko terkena IMS atau HIV/AIDS. D : hindari pemakaian Narkoba suntikan. Dan E : mintalah peralatan kesehatan yang streril.
“Apabila kelima tahap ini dijalankan dengan sebaik-baiknya, IMS ataupun HIV/AIDS, tidak akan dapat dicegah untuk menginveksi diri kita sendiri,” tegasnya.