"Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu, SH menegaskan, Pembangunan budaya damai di Papua, akan dilakukan olehnya melalui 4 agenda utama. Hal demikian dikatakan Gubernur Suebu dalam sambutannya, pada Semiloka & Lokakarya Membangun Budaya Damai di Papua, bertempat di Lantai VIII, Hotel Yasmin Jayapura, (senin (12/11). Keempat agenda utama itu kata Gubernur, pertama, melalui penataan kembali Pemerintahan Daerah dalam rangka membangun Pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
'Kedua, melalui upaya yang sungguh-sungguh guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dititik beratkan pada besarnya perhatian Pemerintah kepada masyarakat yang hidup diwilayah pedesaan serta rakyat miskin didaerah perkotaan. Sedangkan agenda yang ketiga, melalui Pembangunan rasa aman dan damai yang rakyatnya ikut serta memelihara dan menikmati suasana yang aman, damai, disiplin, dan taat kepada hukum serta menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.
'Agenda yang keempat, lanjutnya, dengan meningkatkan dan mempercepat Pembangunan prasarana dasar (infrastruktur) diseluruh Tanah Papua, antara lain dari prasarana perhubungan/transportasi dalam rangka membangun jaringan transportasi terpadu, baik di darat, laut maupun udara, ketersediaan air bersih, energi dan system telekomunikasi yang cukup dan memadai bagi seluruh masyarakat. Namun demikian, Suebu menegaskan bahwa dalam tataran konsep maupun praktek keempat agenda utama ini, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. “Artinya, suasana damai dalam pengertian yang sesungguhnya di Papua, hanya akan terjadi apabila kita berhasil mewujudkan keempat agenda itu secara benar dan proporsional,” kata Gubernur.
'Dalam kesempatan tersebut, Suebu menegaskan bahwa selama 16 bulan menjabat sebagai Kepala Daerah, pihaknya telah merumuskan dan sementara mengimplementasikan sejumlah kebijakan yang mengandung prinsip-prinsip membangun dan memelihara budaya damai secara signifikan. Diantaranya dengan menetapkan kebijakan pembangunan yang berpusat pada manusia, membuat kebijakan baru pengelolaan hutan secara lestari serta membangun raksasa ekonomi namun tidak membunuh anaknya sendiri.
'Dengan kata lain, Gubernur menjelaskan, analogi Papua disebut sebagai seorang raksasa yang tidur dan ketika infrastruktur dibangun maka raksasa itu akan mulai menggeliat sehingga akan tumbuh investasi dimana-mana. Namun investasi yang dilakukan secara membabi-buta disadari bisa mengakibatkan rakyat termarginalisasi diatas tanahnya sendiri. “Oleh karenanya, kita harus mencegah investasi yang memakan anak negerinya sendiri. Itulah sebabnya sejak awal kita sudah memasang rambu-rambu yang tegas untuk mencegah bahaya tersebut,” kata Gubernur.
'Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Barnabas Suebu menambahkan, budaya kekerasan sesuai seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus segera diakhiri. Karena itu, konflik apapun yang terjadi di Papua harus pula diselesaikan secara damai. “Jangan diselesaikan dengan cara perang atau hal lain yang bisa menimbulkan korban jiwa. Kalau bisa semuanya diselesaikan secara damai sehingga upaya membangun budaya damai di Papua ini bisa benar-benar diwujudkan,” harapnya.