"Pemerintah Provinsi Papua berencana akan mengembangkan bahan makanan (bama) non beras yang bersumber dari ubi jalar di seluruh Distrik guna mengatasi kekurangan beras bagi rakyat miskin. Hal itu terungkap dalam dialog antara Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu dengan Menteri Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI dalam teleconference di Kantor Divisi Regional Perum Bulog Papua, Rabu (9/1). Pengembangan bama dari non beras itu, dilakukan untuk mengatasi kekurangan beras dan musim kelaparan akibat gagal panen dan cuaca buruk di daerah pedalaman Papua. Dia mengatakan dari hasil penelitian menyebutkan betatas atau yang biasa disebut dengan ubi jalar mempunyai gizi lebih tinggi dari beras. Tetapi kendati penelitian itu telah ada, Pemerintah hingga saat ini masih mendistribusikan beras ke Daerah pedalaman Papua meskipun telah diketahui bahwa kualitas gizi beras lebih rendah dan harganya yang mahal.
'Untuk itu, pihaknya akan mengembangkan ketahanan pangan dari ubi jalar dengan mengolahnya menjadi mie instant dan tepung. “Jika musim bencana gagal panen akibat cuaca dan lainnya masyarakat bisa mengkonsumsi mie dar ubi jalar, “ ujarnya. Selain memberikan gizi yang cukup tinggi, ubi jalar itu, juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mananam dan kemudian menjual ubi tersebut kepada perusahaan pengolah ubi. Kandungan gizi yang terdapat pada ubi antara lain, omega-3, protein dan Yodium. Pihaknya berharap untuk ketahanan Pangan Papua ada kombinasi beras dan non beras dari bahan karbohidrat lainnya seperti Sagu, dan pokem atau gandum yang tumbuh khusus di Papua.