"Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua pada bulan Mei 2008, terjadi inflasi 0,53 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 184,53 pada bulan April 2008 menjadi 185,51 pada bulan Mei 2008. Kenaikan ini ikut mempengaruhi laju inflasi tahun kalender menjadi sebesar 6,57 persen serta laju inflasi “year on year” (Mei 2008 terhadap Mei 2007) 11,43 persen. Menurut Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM, inflasi yang terjadi pada bulan Mei 2008 di Kota Jayapura sangat dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 3,14 persen kemudian kelompok transportasi, serta komunikasi/jasa keuangan 1,66 persen. Hal tersebut, sebagaimana dikemukakan Djarot Soetanto saat memberikan keterangan pers di Sasana Gamma Kantor BPS Papua, Senin (2/6). Ia mengatakan, untuk kelompok yang mengalami penurunan indeks yang cukup tinggi dalam perhitungan bulan Mei yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,52 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks yang cukup tinggi, yakni sub kelompok bumbu-bumbuan 27,81 persen, sub kelompok ikan diawetkan 14,84 persen dan bahan bakar, penerangan dan air 8,70 persen. Disusul sub kelompok yang mengalami penurunan indeks yang cukup tinggi lainnya, berupa ikan segar 10,39 persen dan sub kelompok kacang-kacangan 4,75. Untuk diketahui, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan memberikan andil inflasi kota Jayapura selama bulan Mei 2008, antara lain cabe rawit 0,66 persen, minyak tanah 0,53 persen, bensin 0,15 persen, cabe merah 0,13 persen, bawang merah 0,08 persen, daging ayam ras, wortel, kangkung dan daging sapi masing-masing sebesar 0,06 persen disusul ikan ekor kuning asap 0,05 persen, telur ayam ras 0,04 persen, jeruk 0,04 persen, bawang putih 0,03 persen dan beras, ikan asin belah, buncis, tepung terigu, gula pasir, apel, terong panjang, kelapa, sawi hijau, kacang hijau dan gas masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan andil komoditas yang mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan adalah : ikan ekor kuning 0,72 persen, ikan cakalang 0,17 persen, ikan kembung 0,16 persen, kacang panjang 0,13 persen, tempe 0,11 persen, pepaya 0,11 persen, ketela pohon 0,05 persen, bayam 0,05 persen, ikan tongkol 0,04 persen, ikan bubara, ikan bandeng dan daun singkong masing-masing sebesar 0,03 persen disusul tomat sayur, daging babi, tahu mentah, emas perhiasan dan ikan kawalina masing-masing sebesar 0,02 persen. Dibagian lain, untuk komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan -0,22 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,00 persen (andilnya sangat kecil); kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,57 persen, kelompok sandang -0,01 persen, kelompok kesehatan 0,01, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen serta kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan 1,66 persen.