"Ratusan kendaraan bermotor berbahan bakar solar mengantri di sejumlah SPBU di wilayah Kota Jayapura, Papua, Senin (2/6). Sebagian besar mobil yang mengalami antrian yakni truk, bus, serta mobil pribadi. Antrian terjadi, sejak pukul 07.00 WIT hingga menjelang sore hari. Antrian ini dikarenakan stok solar untuk Jayapura menipis sedangkan dukungan pasokan yang baru telat masuk. Berdasarkan pantauan dilapangan, antrian terjadi dibeberapa SPBU di Kota Jayapura, seperti SPBU di Jalan APO dan Jalan Koti Kota Jayapura. Antrian kendaraan hingga mencapai ratusan meter. Akibatnya, terjadi kemacetan di sekitar lokasi SPBU karena antrian kendaraan bermotor yang memaksa masuk ke areal hingga menutup seluruh ruas jalan. Sementara itu, sejumlah SPBU di Kota dan Kabupaten Jayapura, seperti di Jalan Sentani, Jalan Raya Waena, Jalan Raya Abepura, dan Kotaraja, serta SPBU di Jalan Koya, Kabupaten Keerom, SPBU kehabisan stok solar. Menurut Manajer SPBU di Jalan APO, Syrill Boston mengatakan, antrian kendaraan disebabkan karena kapal tanker yang memuat solar untuk pasokan wilayah Provinsi Papua telat berlabuh di Pelabuhan Jayapura. "Sudah beberapa hari ini, sejumlah SPBU yang jaraknya jauh seperti di Keerom, stok solar telah habis. Makanya, sejumlah pengemudi angkutan kota juga antri di SPBU ini karena di sejumlah SPBU lainnya stok solar sudah habis," ungkapnya.
"Sementara itu, Kiryono, sopir angkot Arso - Jayapura yang turut antri di SPBU di Jalan APO mengatakan bahwa dirinya telah antri di SPBU sejak pukul 08.00 WIT. "Ya, semuanya sudah habis stok. Kalau hari ini kami tidak dapat solar berarti besok angkutan dari Jayapura menuju Keerom akan tidak beroperasi total karena seluruhnya angkutan menuju dua Kabupaten berbahan bakar solar," jelas Yono. Sales Representatif PT Pertamina Area Pemasaran Papua dan Papua Barat Ayub Ritto, Senin sore membenarkan adanya keterlambatan kapal tanker pemasok bahan bakar minyak telat berlabuh di Jayapura. "Akibat cuaca buruk yang tidak menentu mengakibatkan KM Layar Samudera membawa pasokan bensin, solar dan mitan seharusnya telah bersandar di Jayapura, Minggu siang, namun pada hari Senin siang, kapal tersebut baru masuk ke pelabuhan," ungkapnya. Ia mengatakan, sebenarnya pasokan solar di Provinsi Papua masih dalam kondisi aman. Tapi diakuinya, pasokan bagi SPBU dan PLN di Jayapura dan sejumlah daerah lainnya terpaksa dikurangi karena menunggu KM Layar Samudera tiba di Jayapura.
"Beberapa hari ini, pasokan ke SPBU yang sehari biasanya menghabiskan 55 - 50 kl, kami mengurangi pasokan 10 kl per SPBU. Sedangkan pasokan solar untuk PLN setiap hari biasanya sebanyak 170 kl, tapi disalurkan hanya 150 kl. Langkah ini diambil guna menjaga stok solar aman sampai kapal tiba. Kalau hari ini telah bongkar muat, maka pasokan bagi SPBU dan PLN akan kembali normal," ungkapnya. Ia menambahkan, saat ini PT Pertamina telah membangun tanki penambahan yang diperuntukkan bagi penampungan solar dengan kapasitas 5.000 Kiloliter (Kl), sehingga pasokan solar di Jayapura dan sejumlah daerah lainnya akan mampu bertahan lebih dari 20 hari ke depan. "Akan ada tambahan lagi, 2 kapal tanker yang telah siap membawa ribuan kiloliter bahan bakar bensin, minyak tanah dan solar yang diperuntukkan bagi daerh Jayapura, dan 20 Kabupaten yang termasuk di wilayah Provinsi Papua," tambahnya.