Pada saat meresmikan PPHE, Kaka Bas---sapaan akrab Gubernur Suebu, didampingi antara lain Gubernur Provinsi Hessen Mr Boddenberg, Walikota Gelnhausen Mr Stolz, Kuasa Usaha ad interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia Berlin, Wajid Fauzi, Acting Consul Konsulat Jenderal RI di Frankfurt Diddy Hermawan, dan sejumlah staf diplomatic dari KBRI di Den Haag Belanda, serta Dr Werner F Weiglein, sosok yang amat berperan memfasilitasi kehadiran PPHE.
“Kegiatan ini untuk kepentingan kerjasama terutama dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang promosi pariwisata, social budaya, perdagangan, dan investasi. Sama sekali bukan untuk tujuan politik. Apalagi Jerman dan Papua memiliki sejarah khusus. Dua orang Jerman, yaitu Ottow dan Geissler adalah orang yang membawa keluar Papua dari zaman primitive ke peradaban baru. Saya adalah salah satu orang diantaranya,” demikian antara lain penegasan Gubernur Suebu dalam acara tersebut.
Kaka Bas juga mengingatkan pekerjaan awal yang harus segera dilakukan pascaperesmian PPHE adalah menyiapkan berbagai informasi mengenai Papua. “Saya berharap PapuaPromotion House menjadi pusat informasi menganai Papua bagi masyarakat Uni Eropa,” ujar Gubernur Suebu.
Sementara itu kolega Kaka Bas, Mr Boddenberg mengatakan letak PPHE di Kota Gelnhausen, Frankfurt, sangat strategis bagi masyarakat 27 negara yang bergabung dalam Uni Eropa.
Peresmian PPHE menjadi tonggak baru upaya memperkenalkan Papua ke dunia internasional, khususnya masyarakat Uni Eropa, yang telah dengan cukup gencar dilakukan Dr Werner F Weiglein selama 12 tahun terakhir. Werner, pemilik “The Baliem Valley Resort” di Wamena, adalah seorang warga Jerman yang setiap tahunnya mendatangkan rata-rata 600an turis dari Jerman dan negara-negara Eropa lainnya ke Wamena.
Werner juga menyediakan salah satu ruang di rumahnya, “Palais Meerhols” sebagai kantor PPHE. Gedung seluas 270 meter persegi itu dilengkapi berbagai failitas yang disiapkan secara Cuma-Cuma oleh Werner. Untuk operasional harian kantor, Pemda Provinsi Papua menanggung biaya telepon, listrik,air, dan honor staf.
Di rumahnya, Werner mengoleksi lebih kurang 700 patung asal Papua yang biasanya dipakai sebagai objek pameran oleh berbagai pihak di Jerman, seperti Siemens dan Deutche Bank.