Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jayapura mengumumkan sebanyak 30 ribu lembar surat suara berada dalam kondisi yang rusak, hingga tidak dapat digunakan dalam Pemilu 9 April mendatang. Menurut Ketua KPU Provinsi Papua, Benny Swenny, S.Sos kertas suara rusak tersebut ditemukan pada saat pelipatan surat suara yang diduga berasal dari percetakan Jakarta dan Surabaya. Tanda-tanda surat suara rusak, seperti memiliki bayangan tanda menyerupai tanda contreng, terkena warna tinta yang menempel pada bagian dalam surat suara, bintik-bintik hitam pada nama caleg, kertas surat suara sobek, serta kertas surat suara terlipat ganda sehingga gambar, nomor dan nama caleg tidak tercover.
Jadi, masalah sudah dilaporkan ke KPU Pusat untuk mendapatkan tanggapan. Kita harap sudah bisa mendapat respon dalam waktu dekat ini, jelasnya.
Sementara itu, lanjut Benny, pihaknya juga telah menerima laporan sekitar 2.000 surat suara rusak di Kabupaten Nabire, Saya sudah perintahkan kepada KPU Nabire untuk membuat berita acara kerusakan. Sehingga surat suara rusak ini dapat segera diganti,katanya. Sementara disinggung soal 33 ribu warga Distrik Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya yang diungsikan ke Tinggineri menjelang pemilu 2009 dengan alasan faktor keamanan, Benny mengatakan belum mendapat laporan resmi mengenai hal itu. Karena Ketua KPU Puncak Jaya, Jumat (13/3), baru berangkat menuju Mulia ibukota kabupaten Puncak Jaya. Kendati begitu, Benny mengatakan, kalaupun memang ada mobilisasi maka harus ada penyesuaian lagi dengan pemindahan TPS dan logistic pemilu dari Tingginambut ke Tinggineri.
Ketua KPU Papua Benny Swenny pada Jumat (13/3) pagi menerima penyerahan logistik Pemilu dari kontraktor yang melakukan pengadaan, bertempat di gudang logistik sementara KPU Papua. Usai menerima logistik tersebut, Benny Sweny kemudian menyerahkan logistik yang diterimanya kepada kontraktor pemenang tender distribusi logistik. Menurut Benny, droping logistic Pemilu 2009 akan dilakukan secara stimultan agar target enam hari pengiriman surat suara dari provinsi ke-20 kabupaten di Papua, dapat terpenuhi. Pengiriman logistik ini, rata-rata akan menggunakan transportasi pesawat udara dan diharapkan pada tanggal 20 Maret nanti, seluruhnya sudah dapat tiba ke setiap ibukota kabupaten.