Kebijakan Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH yang melarang kayu log keluar dari Papua, ternyata sangat memberi dampak yang positif bagi daerah ini. Antara lain, sudah mulai tumbuhnya industri di Papua sehingga dapat memacu perekonomian daerah. Hal ini sebagaimana diakui kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Ir. Marthen Kayoi, saat memberikan keterangan disela-sela acara acara Pameran Pembangunan Kehutanan di Provinsi Papua yang dilaksanakan di Main Hall Kantor Gubernur Papua, Senin (16/3) kemarin.
Menurut Kayoi, setelah satu tahun kebijakan log tidak boleh keluar dari Papua, dampak positif yang dapat dilihat saat ini adalah tumbuhnya beberapa industri seperti Mulia Lindo, Sinar Wijaya dan ada beberapa industri lainnya yang berskala 6000 ke bawah di Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Dengan adanya kondisi ini, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang seluruh industri di bumi cenderawasih telah benar-benar siap melaksanakan kegiatannya serta dapat dilengkapi dengan fasilitas perdagangan langsung dari Papua.
”Misalnya ketika pelabuhan di Depapre sudah selesai dibangun, maka kita harapkan seluruh produk-produk kehutan dari sini kita sudah bisa dipasarkan langsung sehingga hasil akhir tidak dalam bentuk log lagi, tetapi tapi bisa jadi flooring, kayu chips dan lain sebaginya,” tuturnya.
Menurut Kayoi, kebijakan baru Gubernur Papua, telah merangsang masuknya investasi di Kabupaten Merauke, yakni dalam bentuk wool dan kertas. “Tetapi tahap pertama masih dalam bentuk chips. Kita harapkan satu atau dua tahun ke depan, dia sudah menanam dan akan membangun sehingga chipsnya dia ubah menjadi phuk serta bisa kita ekspor keluar”. “Sehingga pada saatnya jika analisis ekonominya sudah memungkinkan maka kita harus bangun pabrik kertas di Papua sehingga kebutuhan kertas di Papua tidak perlu kita beli dari luar,” terangnya.