"Badan Pusat Statistik (BPS) Provins Papua mengumumkan ekspor Papua pada Mei 2009 bernilai 417,37 juta US$ atau melonjak tajam dibanding nilai pada bulan sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 0,08 juta US$. Kenaikan tersebut, lebih disebabkan adanya ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26), yang sempat absen pada bulan sebelumnya. Bijih Tembaga & Konsentrat ini, adalah komoditas ekspor utama yang selalu menyumbang hampir 100 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor Papua atau merupakan pendorong kenaikan signifikan nilai ekspor.
Hal demikian sebagaimana dikemukakan Kepala BPS Papua, Ir. JA Djarot Soetanto, MM melalui Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua, Adriana, saat memberikan keterangan, belum lama ini. Menurut Djarot, dari 5 Negara tujuan utama ekspor Papua, hanya sebanyak 4 Negara utama, selain Filipina yang menjadi tujuan ekspor pada bulan Mei 2009. Nilai ekspor ke 4 Negara utama tersebut sebesar 336,91 juta US$ atau naik signifikan dibandingkan nilainya pada April 2009. Hal ini merupakan akibat dari adanya ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada Mei 2009 ke Negara utama selain Singapura, sementara Negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor pada adalah India yang berupa HS26 senilai 80,46 juta US$.
Sementara untuk nilai impor Papua pada Mei 2009, lanjutnya, ikut mengalami kenaikan sebesar 27,88 persen dibandingkan nilainya pada April 2009, yaitu dari 59,30 juta US$ menjadi 75,84 juta US$. Total nilai impor tersebut, terdiri atas impor migas (minyak dan gas) senilai 15,21 juta US$ dan impor non migas senilai 60,63 juta US$. Namun nilai impor migas ini, dinilai mengalami penurunan 27,44 persen yang disebabkan oleh turunnya nilai impor komoditas migas utama, Bahan Bakar Diesel Berkecepatan Tinggi, yang mencapai 31,64 persen. Kendati mengalami penurunan, kata Djarot, namun kenaikan impor non migas sebesar 58,13 persen mendorong kenaikan nilai impor Papua secara keseluruhan.
Dikatakan Kepala BPS, meski pada Mei 2009 tidak tercatat adanya impor non migas dari Kanada, namun nilai impor non migas Papua pada Mei 2009 dari 6 negara utama lainnya naik hingga 58,97 persen dibandingkan nilainya pada bulan sebelumnya, yaitu dari 37,99 juta US$ menjadi 60,40 juta US$. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan nominal nilai impor non migas dari Cina, Amerika Serikat, dan Australia dimana masing-masing mengalami kenaikan diatas 6 juta US$. Sedangkan impor non migas dari Negara lainnya justru turun 33,81 persen, dari 0,35 juta US$ pada April 2009 menjadi 0,23 juta US$ pada Mei 2009.