"Ekspor Papua pada bulan Mei 2009 adalah senilai 417,37 juta US$ atau melonjak tajam dibandingkan nilainya pada bulan sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 0,08 juta US$. Adanya ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada Mei 2009, setelah absen pada bulan sebelumnya, merupakan pendorong kenaikan signifikan nilai ekspor Papua pada Mei 2009. Hal demikian sebagaimana dikemukakan Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM saat memberikan keterangan, kemarin.
Menurut Djarot, kenaikan ini lebih disebabkan oleh Bijih Tembaga & Konsentrat yang merupakan komoditas ekspor utama yang selalu menyumbang hampir 100 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor dibumi cenderawasih. Dikatakan Djarot, nilai ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada kumulatif Januari-Mei 2009 adalah 1.406,91 juta US$ atau naik 55,40 persen dibandingkan nilainya pada periode yang sama tahun 2008 yang tercatat sebesar 905,34 juta US$. Disamping itu, meskipun nilai ekspor golongan lainnya pada April 2009 mengalami kenaikan, namun secara kumulatif Januari-Mei 2009, nilainya justru turun sangat signifikan hingga 81,20 persen, yaitu dari 4,11 juta US$ menjadi hanya 0,77 juta US$.
“Penurunan ini disebabkan oleh tidak adanya ekspor golongan Kayu & Barang dari Kayu (HS44) berupa triplek yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap total nilai ekspor golongan lainnya di tahun 2008,†tutur Djarot. Sementara itu, lanjut Djarot, kenaikan juga terjadi pada nilai impor Papua bulan Mei 2009 yang naik 27,88 persen dibandingkan nilainya pada April 2009, yaitu dari 59,30 juta US$ menjadi 75,84 juta US$. Meskipun pada Mei 2009 tidak tercatat adanya impor non migas dari Kanada, namun nilai impor non migas Papua pada Mei 2009 dari 6 negara utama lainnya naik hingga 58,97 persen dibandingkan nilainya pada bulan sebelumnya, yaitu dari 37,99 juta US$ menjadi 60,40 juta US$. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan nominal nilai impor non migas dari Cina, Amerika Serikat, dan Australia dimana masing-masing mengalami kenaikan diatas 6 juta US$. Sedangkan impor non migas dari negara lainnya justru turun 33,81 persen, dari 0,35 juta US$ pada April 2009 menjadi 0,23 juta US$ pada Mei 2009.