Jayapura-Pemerintah Daerah mengakui bahwa sampai dengan saat ini, masalah dibidang kesehatan yang dialami oleh Provinsi Papua sangatlah banyak, antara lain kurangnya tenaga dokter spesialis serta kurangnya tenaga dokter umum dan paramedis, menyebabkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat menjadi tidak maksimal. Kondisi demikian tentunya sangat memprihatinkan, karena derajat kesehatan yang rendah dapat terlihat dengan begitu tingginya angka kematian bayi dan Malaria di Papua, serta penyakit TBC paru yang merakyat.
Menurut Sekda Provinsi Papua, Drs. Andi Baso Bassaleng, saat memberikan arahan pada pembukaan Simposium Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia kerja sama dengan Pemda Papua, kurangnya tenaga dokter umum dan spesialis masih menjadi masalah dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat. Namun Pemda telah mensiasati persoalan tersebut dengan berupaya membangun dunia kesehatan di Papua agar minimal mendekati harapan.
"Upaya dari Pemda dapat dilihat dengan ditetapkannya empat program prioritas pembangunan Papua dengan adanya UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua, yang mana salah satu dari empat program prioritas tersebut adalah bidang kesehatan. berbagai terobosan telah dilakukan seperti yang diamanatkan UU Otsus, tetapi berbagai masalah tetap saja muncul. Terlepas dari hal itu, Pemda tetap berkomitmen untuk mengupayakan agar kedepan, derajat kesehatan masyarakat Papua akan membaik," jelasnya.
Menurutnya, berbagai upaya pembangunan telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua dalam berbagai sector untuk mengembangkan potensi yang ada, namun masih belum seluruhnya yang dapat dikembangkan, sebab banyak faktor yang saling mempengaruhi. Selain itu, komitmen Pemerintah Daerah untuk melakukan penanganan, tidak berarti seutuhnya dilaksanakan oleh Pemda. Sebab pembangunan masyarakat khususnya di bidang kesehatan adalah tanggung jawab dari seluruh masyarakat yang ada.
Digelarnya symposium ini, lanjut Sekda, diharapkan bisa terjadi saling tukar-menukar informasi antara para dokter dari Makasar dengan yang ada di Papua khususnya Jayapura. Sehingga kedua belah pihak dapat mencari solusi bersama-sama dalam menyelesaikan berbagai masalah di Papua. Karena informasi adalah sarana dasar untuk menjalin suatu kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan. Selain itu, pihaknya berharap agar simposuim tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam membangun suatu kerja sama antara dokter di Papua dan Makasar untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia kesehatan.**