Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan
Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty menilai, komitmen dan konsistensi provinsi
tertimur di Indonesia ini untuk menjaga kelestarian hutan, layak diapresiasi
dengan sebuah penghargaan tingkat dunia.
Hal ini disampaikan Elia Loupatty usai
menerima perwakilan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang
lingkungan, diantaranya Wildlife Conservation Society dan James Cook University
Australia, Selasa (21/2) di Jayapura.
Ia juga mengharapkan LSM dunia maupun
pemerhati lingkungan hidup mesti mengakui komitmen Papua dalam menjaga hutan.
Karena sampai saat ini, upaya keras Pemerintah Provinsi Papua masih dipandang
biasa-biasa saja oleh semua pihak.
“Misalnya perjanjian Papua mendapat kompensasi
carbon treat karena menjaga hutan yang sejak dikumendangkan sampai hari ini tak
ada realisasi”.
“Tak hanya itu, penghargaan khusus kepada
Pemda dan rakyat Papua pun seolah tidak ada sehingga terkesan kami tidak
dihargai baik secara nasional maupun internasional. Karena itu, kami juga mau
ajak LSM dan pemerhati lingkungan yang hari ini bertemu untuk bisa melihat hal
ini,” kata dia.
Yang menjadi persoalan utama saat ini, lanjut
Elia, adalah bagaimana merubah pola pikir masyarakat adat pemilik hutan agar
ikut menjaga kelestarian hutan tetapi juga memberikan pendapatan bagi mereka.
“Sebab kalau dulu merusak hutan tapi dapat
pendapatan sekarang bagaimana kita wujudkan merawat tetapi memperoleh
pendapatan. Nah, untuk untuk mewujudkan ini perlu dukungan internasional.
Karena kami jaga dan pertahankan supaya hutan lestari”.
“Hanya kami dapat apa untuk tindakan menjaga
hutan. Karena itu, kami himbau supaya ini dikumandangkan oleh para LSM
pemerhati hutan maupun pihak terkait, sehingga ada keuntungan baik untuk
pemerintah dan rakyat Papua,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Elia meyakinkan bahwa
sampai saat ini sebagian besar tata ruang Papua dilindungi dan tak tersentuh
oleh pebangunan. Sementara hutan yang dikelola hanya sekitar 10 – 17 persen.
“Yang kami olah hutannya hanya sekitar 10-17
persen. Sehingga dunia tidak perlu risau dan ragu bahwa kami tidak akan gunakan
hutan kita secara sembarangan. Makanya, kita sambut baik juga kedatangan LSM
dan pemerhati lingkungan dunia bersama sekertariat kepresidenan ke Papua”.
“Dimana mereka mengkaji penggunaan ruang dan lahan
secara spesial pembangunan jalan dengan tujuan agar kerusakan lingkungan
semakin rendah. Sekali lagi kita sambut gembira upaya ini karena
langkah-langkah dan kajian mereka akan menolong dan berakibat positif bagi
lingkungan maupun hutan Papua,” tutupnya.