Dari Tinjuan Sekda ke Perbatasan Skouw ? Wutung
*Persiapan Persmian Jalur Lintas Batas RI ? PNG Baru 50 %
Jayapura-Sekertaris Daerah Provinsi Papua, Drs. Andi Baso Bassaleng, didampingi intansi terkait dan sejumlah wartawan dari media cetak dan elektronik di Jayapura, Rabu (31/5) Siang, melakukan tinjauan di perbatasan Skouw ? Wutung (RI ? PNG). Tinjauan tersebut, bertujuan mengecek seluruh persiapan terkait dengan rencana persiapan peresmian jalur lintas batas RI ? PNG, yang rencana persmiannya akan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yhudoyono dan Perdana Menteri PNG, Michael Semeru di daerah zona bebas (tanah tak bertuan) antara RI ? PNG.
Terkuak dalam tinjauan itu, sepertinya sebuah langkah-langkah persiapan peresmian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, dalam rangka kunjungan Mendagri pada tanggal 2 Juni 2006 mendatang ke daerah perbatasan Skouw ? Wutung. Dalam kunjungan itu, Mendagri yang datang didampingi, Panglima TNI, Kapolri, beserta sejumlah Pejabat Eselon I dari Departemen Pekerjaan Umum, dan Luar Negeri, ternyata bertujuan untuk mengecek kapan kepastian pelaksanaan peremian yang nantinya dilakukan oleh Presiden.
Sekda dalam tinjauan itu, sempat mengunjungi Kantor Perbatasan Skouw, Zona bebas RI ? PNG dan pembangunan Helipet, yang nantinya digunakan sebagai tempat pendaratan helicopter yang ditumpangi Presiden.
Sekda dalam tinjauan tersebut, sempat terlihat sempat kecewa dengan kinerja yang ditunjukan oleh para kontraktor yang terkesan lamban dalam bekerja. Sekda sempat menyoroti kinerja kontraktor yang dinilai tidak professional dalam melaksanakan pekerjaannya. Bahkan dalam kunjungan itu, kontraktor pelaksana pekerjaan tak muncul-muncul untuk memberikan laporan pembangunan yang sudah dikerjakan olehnya.
Dalam pantauan wartawan sepertinya, instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, lebih terarah dan eksis melaksanakan pekerjaannya. Bahkan, Andi Baso sempat mengajukan untuk mempekerjakan 2 kontraktor sekaligus, sebagai upaya percepatan penyelesaian pekerjaan tersebut.
Disamping itu, dalam rapat terbatas dikantor perbatasan Skouw antara Sekda dan instansi terkait, seperti pantauan wartawan bahwa Sekda sempat melayangkan permintaan rencana pemindahan pasar marketing point ke daerah lain yang dianggap lebih baik. Karena, keberadaan pasar tradisional tidak berada didaerah yang tepat, karena dekat dengan pembangunan helipet.
Andi Baso ketika diwawancarai wartawan terkait dengan hal ini, usai mengikuti memimpin rapat di Kantor Perbatasan Skouw, Rabu kemarin mengatakan, pemindahan lokasi pasar tradisional ini dinilai cukup menggangu kondisi pendaratan helicopter yang akan ditumpangi oleh Presiden. Dikemukakan, bahwa apabila Heli Super Puma (helicopter yang akan ditumpangi Presiden) mendarat di Helipet yang berada dekat dengan kawasan pasar, maka akan berakibat buruk bagi bangunan pasar itu sendiri.
?Jadi, tapi tadi saya sudah hubungi Wakil Walikota supaya mengusahakan pemindahan ini, karena memang sangat mengganggu keberadaan pasar itu yang berada dekat dengan Helipet. Disamping itu, kalau Presiden datang kan pasti akan menumpangi Helikopter Super Puma, dan itu bisa berakibat riskan, karena akan berakibat buruk bagi bangunan pasar itu sendiri, karena terpaan angin akibat pendaratan helicopter ini, dapat menyebabkan terangkatnya semua seng dan jualan para pedagang. Kemudian apabila nanti ada wartawan dari luar negeri, wah ini akan menjadi masalah lain lagi. Dan itu sudah saya perintahkan tadi kepada Wakil Walikota untuk segera mengupayakannya,? paparnya.
Kepada wartawan Sekda mengaku, persiapan peresmian jalur lintas batas RI ? PNg hingga saat ini, sudah mencapai 50 persen pekerjaan pembangunan. Namun, pihak berupaya untuk menggenjot para kontraktor untuk lebih cepat dan terarah melakukan persiapan peresmian.
?Memang kita harapkan nanti dalam satu bulan ini sampai akhir Juni 2006 itu sudah rampung, ya katakanlah 90 persen rampung itu sudah cukup memadai untuk dilakukan peresmian. Sehingga diharapkan Presiden barangkali pada awal bulan Juli 2006 sudah bisa meresmikannya.
Persiapan kali ini, baru sekitar 50 persen, karena sebetulnya hanya beberapa perbandingan, seperti misalnya pembangunan gapura RI yang menurut Estimet PU dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu. Kemudian Helipet dapat dibangun selama satu minggu, dan barangkali ini saya minta agar nanti ada dua pengusaha yang bekerja, sehingga kalau bisa kita harapkan ya paling tidak dua minggu pengerjaan persiapan pembangunan sudah dapat selesai,? ujar Sekda..
Setelah persiapan peresmian rampung Presiden Susilo Bambang Yhudoyono akan melakukan peresmian jalur lintas batas antar negara RI ? PNG. Namun yang menjadi permasalahhnya hingga saat ini adalah masalah asuransi, karena belum ditemukannya kesepakatan yang jelas antar kedua negara. Dari pengakuan Sekda, penerapan aturan asuransi di RI dan PNG sangat berbeda.
Andi Baso menambahkan, pihaknya sangat berharap agar ada keseriusan dari semua pihak, terkait dengan upaya penyelesaiannya. Disamping itu, Sekda meminta agar pengerjaan persiapan peresmian dilakukan dengan sebaik-baiknya, mengingat peresmian tersebut akan dilakukan oleh kedua Kepala Negara.**