Menyikapi program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Distrik Ninia Kabupaten Yahukimo, oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua pada tahun 2007 mendatang, menurut Kasubdin Bina Ketenagalistrikan dan Energi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua, Ir. Glen Rompis, hal itu merupakan prioritas pekerjaan untuk pembangunan kelistrikan di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi BBM.
Pembangunan PLTMH di distrik itu, lanjutnya, merupakan usulan yang baik mengingat kondisi tata ruang beserta letak geografis dan topografi kabupaten itu yang begitu sulit dijangkau oleh trnsportasi. Sehingga demikian, pemanfaatan potensi alam yang ada di Distrik Ninia, bisa menjadi sarana yang baik untuk efisiensi dana, biaya dan waktu dalam upaya mengikuti tuntutan pembangunan pembangkit listrik, bagi kebutuhan masyarakat disana.
Kepada wartawan diruang kerjanya, Rabu (7/6), dikatakan bahwa, altrnatif lain di tahun anggaran ini, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua, mencoba untuk melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Yahukimo. Namun, akunya, pembangunan PLTS hanya dapat dilakukan di daerah terpencil, dan untuk 1 rumah hanya akan mendapat jatah sebanyak 50 watt per hari.
Ditanya wartawan apakah tidak sebaiknya dilakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Ninia, kata Glen, pembangunan PLTD tentunya akan memakan biaya transportasi yang cukup besar. Karena, selain biaya operasional yang cukup tinggi, Ninia jauh dari jalur distribusi BBM. Sehingga demikian, maka inisiatif pembangunannya akan memakan biaya yang tidaklah sedikit, tapi untuk keunggulannya PLTD yang cenderung lebih baik.
Dijelaskan, PLTMH merupakan program dari Dinas Pertambangan memanfaatkan potensi daerah setempat atau potensi tenaga air. Ide pembangunan PLTMH di Ninia muncul, karena daerah yang terpencil seperti itu, sulit dijangkau oleh pengangkutan BBM. ?Jadi kita cari energi-energi lain yang bisa dibuat untuk pembangkitan tenaga listrik, dan itu sangat menghemat biaya, terutama masalah transportasi, karena pembuatan PLTD membutuhkan tranportasi BBM dan itu sangat mahal,? akunya.
Diakui Glen, rencana pembangunan PLTMH memang baru semacam usulan, namun pihaknya telah mengadakan survei potensi yang merupakan survei pendahuluan di Ninia Yahukimo. Kemudian dari hasil survei itu, diketahui dapat dilakukan pembangunan namun potensi yang ada tergolong kecil, yakni hanya sekitar 15 ? 20 KVA.
?Tapi kalau disatu daerah kecil itu cukup bermanfaat. Rencananya tahun depan kalau ada Anggaran Belanja Tahunan (ABT) kita coba untuk realisaikan itu sampai ke tahap perencanaanya. Konsultannya nanti yang akan membuat perencanaan pembuatan pra rap-nya,? ujar Glen.
Glen Menambahkan, pembangunan PLTMH diyakini akan sangat membantu masyarakat. Pembangunan PLTMh, lanjutnya, akan menjadi prioritas, yang dalam rencana pembangunannya kedepan, akan didirikan di Ninia dengan mmanfaatkan potensi alam yang ada.**