Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, kini mulai menyalurkan Kartu Kompensasi BBM (KKB) sekaligus dengan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap pertama dan kedua, kepada masyarakat miskin di Kabupaten Pegunungan Bintang.
KKB dan BLT di kabupaten ini, secara resmi diserahkan kepada masyarakat melalui penyerahan secara simbolik oleh Kepala BPS Provinsi Papua, Ir. Djarot Soetanto, MM, disaksikan oleh Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Welington Wenda, beserta jajarannya.
Dalam penyaluran di Ibukota Pegunungan Bintang, Oksibil, pekan lalu, BPS telah membagikan sebanyak 2.673 kartu, dari jumlah total KKB sebanyak 16.683 kartu. BPS menargetkan, bahwa penyaluran KKB akan dapat rampung seluruhnya hingga tanggal 26 Juni 2006 mendatang, apabila tidak ada hambatan cuaca.
Kepala BPS Papua Djarot Soetanto kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (20/6) kemarin, mengatakan dalam penyerahan KKB di Oksibil Pegunungan Bintang, BPS ikut serta membawa dana BLT untuk dibagikan kepada masyarakat miskin, yang jumlahnya berkisar Rp. 100.009.800.000,-
Menurutnya, dalam penyaluran KKB dan BLT tahap pertama dan kedua di Pegunungan Bintang, masyarakat miskin akan langsung menerima bantuan dana sebesar Rp. 600 ribu.
Dikatakan, dalam proses penyaluran KKB dan BLT di 10 kecamatan Kabupaten Pegunungan Bintang, BPS akan menempuh dua rute penyaluran. Rute pertama akan melalui Oksibil ? Iwor ? Apoi ? Burme - Bime, kemudian untuk rute kedua akan melalui Oksibil ? Abema ? Kiwirok ? Sukbatom ? Okiok.
Pihaknya menargetkan, bahwa dalam penyaluran KKB di Kabupaten Pegunungan Bintang, akan dapat rampung seluruhnya hingga tanggal 26 Juni 2006, apabila dalam penyalurannya tidak menemui halangan atau berjalan sesuai dengan rencana.
Djarot berharap, agar penyaluran bantuan dana kompensasi BBM bagi masyarakat miskin ini, dapat disalurkan tepat sasaran, sehingga masyarakat miskin dapat dikurangi bebannya akibat imbas dari kebijakan pemerintah menurunkan subsidi BBM yang berujung pada naiknya harga BBM, karena disadari bahwa selama ini, subsidi pemerintah atas BBM lebih banyak dinikmati oleh kalangan ekonomi menengah keatas dan bukan masyarakat miskin.**