Wakil Gubernur Provinsi Papua, Alex Hasegem, SE, menegaskan trend pertukaran pemuda antar daerah maupun provinsi yang selama ini gencar dilakukan diseluruh nusantara merupakan prinsip untuk lebih mengenal budaya seluruh bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Dilain hal pertukaran pemuda, merupakan satu pengenalan budaya dari daerah satu ke daerah yang lainnya untuk membentuk wawasan nusantara yang utuh, dengan berlandaskan pada bingkai kebhinekaan tunggal ika, yang berarti “berbeda-beda tapi tetap satu jua”.
“Selain dapat mengenal budaya lain, yang bagian yang tepenting dalam pertukaran pemuda ini adalah dapat membentuk wawasan nusantara yang utuh, supaya kita merasa memiliki NKRI seutuhnya dan saya kira ini yang terpenting,” demikian dikatakan Wagub Alex Hasegem kepada wartawan, usai menerima PPAP (Pertukaran Pemuda Antar Provinsi) se – Indonesia dari 3 Provinsi, yaitu Provinsi Banten, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di Sasana Karya Kantor Gubernur, Rabu (02/8).
Wagub menjelaskan, pertukaran pemuda antar provinsi ini, juga merupakan proses pembelajaran dan transformasi atau pemindahan kreativitas maupun budaya para pemuda dari satu daerah kedaerah yang lain dimana tempat para pemuda itu berkunjung.
Disisi lain, dapat dimiliki keuntungan pembelajaran kreativitas di berbagai bidang yang bertujuan untuk pengembangan SDM, pengetahuan sumber-sumber mata pencaharian baru, sehingga sekembalinya nanti ke daerah asal tidak banyak bergantung pada pekerjaan formal.
“Karena itu, saya pikir sangat baik pertukaran pemuda antara daerah itu yang langsung datang ke sesuatu tempat, melihat dengan mata kepala sendiri budaya di suatu daerah. Sehingga mereka dapat belajar dan mengetahui seluruh budaya dan kebiasaan baru atau hal baru yang bisa dibawa pulang olehnya, dan itu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka (para pemuda – red),” ujar Alex.
Ditambahkan, setiap budaya yang ada di tiap-tiap daerah di seluruh nusantara, khususnya di Papua perlu dipertahankan keutuhannya. Karena merupakan satu kekayaan yang tak terukur nilainya, dan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk dijaga, dilestarikan dan diturunkan kepada generasi-generasi penerus. Budaya, lanjut Alex, merupakan mediasi dari kebiasaan para terdahulu atau para nenek moyang kita, yang dilakukan secara turun-temurun hingga saat ini.
‘Untuk itu, perlu kita lestarikan budaya-budaya yang ada, karena budaya-budaya itu merupakan ciri khas dari daerah kita sendiri tentunya yang tidak dapat dinilai harganya dengan apapun,” ucapnya.**