Skenario itu dikemukakan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM J Purwono dalam raker Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (11/9) malam. Pemerintah menyiapkan dua skenario penurunan subsidi listrik antara 2007-2010 yakni tanpa kenaikan TDL dan dengan kenaikan TDL sebesar 12 persen tahun 2007. Menurut Purwono, apabila tidak ada kenaikan TDL, maka skenario penurunan subsidinya adalah 2007 Rp 25,8 triliun, 2008 Rp 20,39 triliun, 2009 Rp 16,87 triliun dan 2010 Rp 6,48 triliun. Namun, dengan skenario kenaikan 12 persen maka PT PLN (Persero) tidak memerlukan subsidi tahun 2010. "Bahkan, pada 2010 akan didapat surplus antara BPP (biaya pokok penjualan) dengan TDL sebesar Rp 4,62 triliun," katanya.
Purwono menambahkan, kalau TDL tidak naik, maka tarif listrik 2006 akan sama dengan 2007-2010 yakni Rp 620 per kWh. Sementara, perhitungan BPP-nya adalah 2006 Rp 905 per kWh, 2007 Rp 890 per kWh, 2008 Rp 780 per kWh, 2009 Rp 743 per kWh dan 2010 Rp 682 per kWh. "Namun, kalau ada kenaikan rata-rata 12 persen tahun 2007 maka TDL-nya akan menjadi Rp 695 per kWh, sehingga bisa melampaui BPP 2010 yang Rp 682 per kWh," katanya.Purwono menambahkan, garis besar penurunan subsidi yang dilakukan adalah dengan penurunan BPP melalui pengurangan konsumsi BBM, penurunan susut jaringan dan efisiensi perusahaan.