Upacara yang dipimpin oleh Perdana Menteri PNG RT Hon Grand Chief Sir Michael Somare tersebut, diperingati dalam suasana sederhana, namun khidmat dan dihadiri oleh para pejabat tinggi negara tersebut, serta para duta besar dan atase dari berbagai negara. Hadir juga dalam upacara yang dilaksanakan tersebut Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) DR Pratito Suharyo. Upacara pengibaran bendera sengaja dilaksanakan di Independen Hill, sebab disitulah untuk pertama kalinya bendera PNG bergambar bintang dan Bird of Paradise itu dikibarkan semenjak Inggeris memberikan kemerdekaan bagi negara itu pada 16 September 1975. Tak ada yang istimewa dalam upacara itu kecuali ungkapan haru Perdana Menteri Somare yang merasa bahagia dengan HUT kemerdekaan negaranya itu. Usai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan Independen Breakfast di Parlemen yang dilanjutkan dengan pembukaan acara Lagatoi (pekan budaya) di Ela Beach. Di acara lagatoi ini, ribuan rakyat PNG bernyanyi dan menari bersama dalam suasana gembira dengan kostum tradisional ada yang bertelanjang ada juga yang mengenakan pakaian umum. "Kami sangat senang karena hari ini adalah hari kemerdekkaan negara kami," Ujar Patricia salah seorang pelajar yang ikut menjadi peserta pekan budaya. Acara tersebut berlangsung hingga siang hari.
Sorenya, Gubernur Barnabas Suebu kembali mengikuti upacara penurunan bendera yang dilangsungkan di Sir John Guise Stadium Port Morresby. Uniknya, dalam acara penurunan dan pengibaran bendera ini, dinyanyikan dua lagu, setengah tiang adalah lagu kebangsaan PNG (PNG National Song) dan lagu kedua adalah This Is Our Flag (inilah bendera kami). Dalam sambutannya Somare antara lain mengatakan bahwa seiring di usianya yang ke 31, PNG akan terus melakukan pembangunan di segala bidang di seluruh negara tersebut yang tujuannya untuk mensejahterahkan rakyat di negara itu. Ia juga mengucapkan selamat HUT kemerdekaan kepada seluruh rakyatnya dimanapun berada. Gubernur Suebu usai penurunan bendera mengatakan, undangan menghadiri peringatan national day PNG tersebut merupakan suatu kehormatan dan penghargaan sebagai negara tetangga yang ingin bersahabat. Sehingga sangat pantas jika ke depan pemerintah Indonesia, khususnya Pemprov Papua akan membuka kerjasama diberbagai bidang dengan negara tersebut. "Hubungan Indonesia dengan PNG sangat baik, sehingga kedepan harus lebih ditingkatkan lagi dengan dibukanya kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.
Uniknya, terkait dengan national day itu, di seluruh supermarket di Kota Port Moresby pelayan toko khususnya kasir wanita remaja mengenakan pakaian tradisional dengan bertelanjang dada. Sehingga menjadi pemandangan unik bagi para pengunjung dari negara lain, khususnya kaum pria. Pakaian tradisional ini dikenakan selama dua hari yakni tanggal 16 hingga 17 September kemarin. Kemarin, Gubernur Barnabas Suebu, SH kembali mendapatkan kehormatan mengenakan selempang pemenang Hiri Hanenamo Contest pada acara Hiri Moale Festival yang dilangsungkan di Stadium Sir Hubert Murray. Hiri Hanenamo Contest adalah suatu ajang kontes putri tercantik (semacam Putri Indonesia) di negara itu. Seharusnya, selempang untuk Winner itu dikenakan oleh Gubernur National Distric Capital Comission (NCDC) Port Moresby Wari Vele, namun kehormatan itu diberiikan kepada GUbernur Suebu. Festival Hiri Moale yang meerupakan lomba vokal group dan tari tradisionaal itu sudah berlangsung sejak 15 September lalu dan baru ditutup kemarin oleh Gubernur NCDC. Dalam sambutannya ia sangat menghargai dan berterima kasih kepada Gubernur Papua barnabas Suebu yang sudi datang ke Port Moresby. Sehingga baginya dan seluruh warga Port Moresby merasa hal itu adalah suatu kehormatan yang sangat besar. Tak heran jika penyematan Winner kontest tersebut diberikan kepada Gubernur Suebu. Direncanakan, hari ini (Senin 18/9) Gubernur Suebu akan menerima penghargaan Tanda Jasa Star of Melanesia di Residen Gubernur Jenderal PNG.