Menteri Negara Percepatan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Paska Suzeta menegaskan, peluncuran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun 2007 mendatang, tidak lagi diluncurkan dalam bentuk uang tunai atau transfer cash, melainkan diluncurkan dalam bentuk BLT bersyarat untuk menopang bidang pendidikan dan kesehatan. Contohnya pemberian bantuan untuk jaminan sekolah anak dan jaminan kesehatan bagi keluarga miskin yang masuk kategori maupun kriteria penilaian. Menurut Menteri, anggaran yang disiapkan untuk program BLT bersyarat telah diploting dana sebesar Rp. 2,8 trilyun yang sebagian besarnya senilai Rp. 1,8 trilyun akan diperuntukan untuk jaminan pendidikan. BLT bersyarat ini juga nantinya akan ditopang oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang didalam APBN 2007 telah disediakan dana sekitar Rp. 3,7 trilyun.
Dengan demikian, diharapkan agar program kebijakan ini nantinya dapat ikut meringankan beban masyarakat akibat kemahalan BBM. “Jadi BLT bersyarat ini akan bersifat pilot project yang nantinya akan diperuntukan bagi 6 propinsi dengan 2 kriteria penilaian, yakni untuk wilayah dengan penduduk miskin terbanyak dan akses untuk pilot project-nya transparan. Program ini juga akan ditopang dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang didalam APBN 2007 telah diploting dana sekitar Rp. 3,7 trilyun,” kata Menteri di Kantor BPS Papua.
Dijelaskan Menteri, pemberian dana subsidi BLT kepada masyarakat miskin sebenarnya bukan untuk menanggulangi kemiskinan. Melainkan untuk meringankan beban masyarakat yang miskin akibat kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM atau menanggulangi kemahalan BBM bagi masyarakat yang tidak mampu. Menurutnya, subsidi pemerintah terhadap BBM pertahunnya sekitar Rp. 100 trilyun dan subsidi tersebut banyak dinikmati oleh masyarakat dari kalangan ekonomi menengah keatas. “Atas dasar itu, lanjutnya, pemerintah mengambil keputusan untuk mengurangi subsidi BBM dan menggantinya dengan memberikan subsidi BLT kepada masyarakat miskin untuk mengurangi beban mereka,” katanya.
Sementara itu, menanggapi kerusuhan di Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Paska Suzeta mengatakan sangat prihatin atas kejadian tersebut apalagi telah memakan korban jiwa. Menteri berharap agar semua pihak tidak menafsirkan kerusuhan itu sebagai satu akses negatif maupun kegagalan pelaksanaan penyaluran BLT.
“Penyaluran BLT tidak ada satu sen pun yang dikorupsi. Semua pihak baik Pemerintah, BPS, Kantor Pos dan pihak lainnya telah bekerja dengan sangat baik. Saya tentunya sangat prihatin atas kejadian di Mulia apalagi sudah memakan korban disana. Tapi saya berharap ini tidak dianggap sebagai satu akses kegagalan pemerintah dalam memproses penyaluran BLT,” kata Menteri berharap.