JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua, melalui Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rakyat Setda Papua, Setyo Wahyudi mengatakan bahwa pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sebagaimana anak-anak merupakan aset paling potensial sebagai generasi penerus.
Hal itu disampaikan Wahyudi saat saat pelatihan panduan integrasi perencanaan dan penganggaran daerah program perlindungan khusus anak (PKA) dalam rancangan RPJMD dan Renstra provinsi /kabupaten/kota Provinsi Papua dan Papua Barat Daya, Selasa (3/6).
“Anak-anak akan menjadi pribadi yang unggul jika hak-haknya dipenuhi secara utuh,” kata Wahyudi.
Menurutnya, anak-anak di Tanah Papua termasuk Papua dan Papua Barat Daya masih menghadapi berbagai tantangan serius seperti kekerasan, penelantaran, penyalahgunaan lem aibon, serta eksploitasi seksual di ruang daring.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem perlindungan anak masih lemah dan perlu diperkuat secara sistematis, berbasis data, dan terintegrasi lintas sektor.
“Pelatihan ini merupakan langkah penting untuk membangun sistem perlindungan anak yang lebih kuat melalui pengarusutamaan PKA ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan Renstra OPD,” katanya.
Ia pun berharap bahwa kebijakan yang tidak hanya responsif, tapi juga preventif dan partisipatif.
“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045 maka anak-anak harus diberi ruang untuk tumbuh dan bermimpi. Kota ramah anak harus menjadi cita-cita bersama, termasuk di Kota Jayapura dan Sorong,” tutupnya. ***