Dari Jayapura, Sabtu pagi dilaporkan, pesawat dalam keadaan hancur setelah menabrak gunung itu pada ketinggian sekitar 10 ribu kaki. Jika cuaca cerah, Tim SAR akan langsung melakukan evakuasi dengan helicopter milik PT Freeport. Pesawat itu jatuh di wilayah Distrik Bioga. Pada penerbangan normal, jarak tempuh Mulia-Ilaga rata-rata 25-30 menit. Lokasi jatuhnya pesawat berada di kordinat South 03 derajat 46 menit East 130 derajat 36 menit di ketinggian 10.600 meter.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Soleman Ch Wairo, pesawat Twin Otter yang membawa sembilan penumpang dalam penerbangan dari Bandara Mulia ke Ilaga.Cuaca yang selalu berubah-ubah saat ini menjadi factor yang menghambat evakuasi korban pesawat twin otter milik perusahaan penerbangan swasta Trigana Air Service (TAS) yang menabrak gunung Gergaji, yang berada di antara Beogo dan Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Penjabat Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Hanock Ibo yang dihubungi via telepon seluler dari Jayapura, Sabtu mengakui, tim SAR sudah menggerahkan sejumlah pesawat dari Jayapura, Timika, Wamena dan Nabire dengan memantau dari udara, namun karena cuaca di sekitar lokasi tidak bersahabat sehingga belum bisa mengevakuasi korban pesawat Trigana yang naas itu. "Akibat cuaca yang sering berubah, kemungkinan evakuasi dilakukan Minggu (19/11) sesudah dibangun helipad di sekitar lokasi," jelas Ibo. Puing pesawat naas dengan kode penerbangan PK-YPY yang dikemudikan pilot Bambang Djatmiko itu nampak terlihat walaupun hanya terlihat sebelah sayapnya saja di ketinggian 10.600 meter dari permukaan laut, sementara kondisi badan pesawat hancur.
Pesawat dengan Co Pilot Haryo dan mekanik Daryanto dicarter Pemkab Puncak Jaya membawa sembilan penumpang yang semua pejabat di Pemkab setempat dengan tujuan Distrik Ilaga. Pesawat buatan Swiss itu lepas landas dari lapangan terbang Mulia ke Ilaga, Jumat (17/11) pukul 07.54 dan direncanakan tiba di Ilaga pukul 08.10 atau sekitar 13 menit, namun kehilangan kontak radio pada pukul 08.00 WIT. Ke sembilan penumpang tersebut yaitu Ketua Badan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D) Pemkab Puncak Jaya, Wirda Fakaubun, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ismail Burhanudian Wakerwa, dan Kepala Distrik Ilaga, Yesaya Magay. Selain itu staf BP3D dan staf Dinas PU Pemkab Puncak Jaya yakni Benyamin Kogoya, J Rante, Karel Murib, Naman Murib, Pinius Alom, dan Anita Wonda.