"Di bidang energi, Rusia tertarik berpartisipasi dalam pembangunan reaktor nuklir Indonesia yang pertama. Kita akan survei, lalu memberikan informasi bagaimana konstruksi reaktor," kata Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail M Bely, saat jumpa pers di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Selain kerjasama di bidang energi, Mikhail mengatakan, Presiden SBY dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga akan membahas kerjasama di bidang militer, ekonomi dan telekomunikasi. Di bidang militer, ada rencana pemberian kredit US$ 1 miliar. "Laporan terbaru rencana pemberian kredit sudah mendekati kesepakatan. Kita siap untuk mendiskusikannya pada pertemuan nanti," ujar Bely.
Pemberian kredit itu termasuk dalam rencana program kerjasama militer taktis kedua negara. Selain untuk meningkatkan kemampuan aparat militer di Indonesia dari TNI AD, AL dan AU, program tersebut juga tercantum pengadaan peralatan militer seperti pesawat tempur Sukhoi, alat angkut prajurit dan kapal selam. Di bidang telekomunikasi, sejumlah investor Rusia menanamkan modalnya di perusahaan telekomunikasi Indonesia seperti Indosat. Rusia juga akan membantu menyelesaikan pembangunan stasiun luar angkasa di Biak yang rencananya akan digunakan untuk meluncurkan satelit komunikasi. "Ada dua alasan pembangunan dilakukan di Biak. Pertama terletak di garis khatulistiwa sehingga sangat strategis. Kedua, infrastruktur yang memadahi seperti landasan pacu yang panjang," jelasnya. Di bidang ekonomi, akan ada pertemuan antara kamar dagang Indonesia dengan perusahaan-perusahaan di Rusia untuk membicarakan soal investasi.