Oleh sebab itu dalam era Papua Baru dimana program-programnya akan dimulai pada tahun 2007, maka bidang pendidikan akan mendapat perhatian khusus yang sudah barang tentu guru ada di dalamnya. Dalam kunjungannya Gubernur Barnabas Suebu di kabupaten Mimika, berkesempatan mengikuti hari aksara internasional yang bagi provinsi Papua di pusatkan di Timika. Hari Aksara Internasional yang merupakan agenda PBB merupakan momentum yang tepat dalam memerangi buta aksara yang jumlahnya masih tinggi di Indonesia. hingga saat ini jumlah buta aksara yang terjadi di Indonesia masih ada sekitar 14 juta orang sementara di Papua sendiri ada sekitar 500 ribu orang, 292 ribu usia produktif dan sekitar 300 ribu orang usia non produktif, merupakan urutan ke 7 di Indonesia.
Peringatan hari aksara internasional di Timika di ikuti oleh seluruh sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga Perguruan tinggi yang ada di Timika. Menurut Gubernur, sejalan dengan program pembangunan dari kampung yang akan dilaksanakan di provinsi Papua maka salah satu tujuannya adalah untuk menghilangkan buta aksara yang ada di masyarakat melalui penguatan program pendidikan dasar dari setiap kampung. "Kenapa orang Papua miskin padahal daerahnya kaya "tidak ada daerah yang terkaya di dunia melebihi Papua" hanya saja di sebabkan karena bodoh. Oleh sebab itu kita akan bangun SDM Papua melalui pendidikan yang tentunya harus dimulai dari makanan dan gizi yang cukup kemudian kesehatan yang baik, dengan demikian masyarakat Papua tidak lagi miskin dan bodoh. tetapi akan menjadi orang pintar yang akan mampu mengelola kekayaan sumberdaya alam Papua menjadi kesejahteraan bagi rakyatnya.
Program pemberdayaan kampung melalui pemberian dana Rp 100 juta per tahun diharapkan akan mampu membangun kampungnya. " jika pemanfaatan dana itu baik, maka tahun berikutnya setiap kampung akan diberikan dana menjadi Rp 200 juta per kampung. jika itu baik tahun berikutnya ditambah lagi menjadi Rp 300 juta," ujarnya. Dengan demikian dalam masa 5 tahun masyarakat Papua tidak ada lagi yang buta aksara, tetapi akan menjadi "George Saa" Papua yang mempunyai ilmu setingkat dengan bangsa lain , bahkan lebih tinggi. Menciptakan orang pintar tentunya harus dimulai dari masih dalam kandungan, maka ibu-ibu hamil harus diberikan gizi yang cukup, dana Otsus Papua cukup untuk itu, maka sejak sekarang menjadi perhatian masalah makanan dan gizi, terutama masyarakat yang ada di daerah terpencil. demikian juga masalah pelayanan kesehatan , kita tidak perlu harus membangun Rumah Sakit yang mewah, tetapi membangun puskesmas plus yang berada di kampung-kampung, sebab masyarakat Papua berada di kampung dan itu yang menjadi perhatian utama.
Dalam dunia pendidikan, kata Gubernur, guru menjadi salah satu hal yang utama dimana gaji guru harus di naikkan terutama mereka yang berada di daerah terpencil harus diberikan tunjangan bagi mereka yang besar. " Kalau guru yang dikota tidak mendapat tunjangan daerah terpencil," tambahnya. Sementara itu Kepala Dinas P dan P provinsi Papua, Drs James Modow,MM mengatakan sejalan dengan visi pembangunan gubernur, maka visi pendidikan juga adalah pembangunan dari kampung sehingga penguatan pembangunan pendidikan dilakukan melalui pendidikan dasar dikampung