Menteri Luar Negeri Timor Leste Ramos Horta menyerukan kepada rakyat negara itu untuk memulai rekonsiliasi dengan Indonesia.
"Rekonsiliasi harus dilakukan dengan negara tetangga kita, diri kita sendiri, dengan para milisi, Indonesia, dan seluruh dunia,'' kata Ramos Horta yang bertindak sebagai pemimpin upacara pada perayaan HUT ke-2 Kemerdekaan Timor Leste di Manatutu, Kamis (20/5). Pidato Horta itu disambut tepuk tangan meriah dari warga yang menghadiri upacara. Demikian dilaporkan wartawan Pembaruan Gusti Lesek dari Dili.
Dikemukakan, rekonsiliasi sangat perlu karena negara baru Timor Leste tidak dapat melaksanakan cita-cita kemerdekaannya jika tidak dibantu oleh negara-negara lain, terutama Indonesia.
Dia mengatakan, rakyat Timor Leste harus bisa melupakan masa lalu dan mulai membangun negara ini. "Kita harus berterima kasih kepada negara-negara yang membantu kita. Karena jika tanpa mereka, banyak orang Timor Leste yang mati, banyak Fretelin yang masih bersembunyi di hutan-hutan dan kita tidak bisa merdeka. Jadi, kita perlu berterima kasih dan melakukan rekonsiliasi dengan mereka," katanya.
Louis da Costa, warga Manatutu, mengatakan, seruan rekonsiliasi yang disampaikan Menlu Horta sangat penting, karena sebagian besar rakyat belum tahu manfaat dan kegunaan rekonsiliasi. Walau demikian kami rakyat Timor Leste sudah melakukan semangat rekonsiliasi itu dengan tidak membenci Indonesia. Kami memaafkan perbuatan segelintir milisi dan tentara," katanya.
Suasana
Perayaan HUT ke-2 Kemerdekaan Timor Leste itu kurang semarak. Warga kelihatan tidak terlalu antusias dan cenderung memilih merayakannya secara terpisah.
Berdasarkan pantauan wartawan harian ini di sejumlah tempat di Kota Dili dan Manatutu, ribuan warga lebih memilih hadir pada upacara pengibaran bendera di kediaman Proklamator Kemerdekaan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) tahun 1975 di Lecidere, Dili, ketimbang hadir pada perayaan resmi oleh pemerintah di Stadion Municipal Dili.
Hanya sekitar 900 warga hadir dalam upacara pengibaran bendera di Stadion Municipal. Sementara di Lecidere, yang terletak di bibir pantai Dili - sekitar satu kilometer dari Stadion Municipal, ribuan warga menyelenggarakan pesta rakyat.
Warga yang sudah berkumpul sejak tiga hari lalu menyelenggarakan berbagai pesta rakyat di halaman kantor Asosiacio Democratica Timor Leste (ASDT), salah satu partai politik di Dili yang mengklaim diri sebagai partai pelopor kemerdekaan.
Beberapa warga yang ditemui secara terpisah mengaku kecewa dengan pelaksanaan perayaan HUT ke-2 ini, yang tidak terlalu marak. Bahkan ada yang mengatakan perayaan di Stadion Municipal kurang bermakna. Pasalnya, pemerintah dinilai tidak melibatkan semua lapisan masyarakat, khususnya pelajar dan masyarakat umum.
Agustinho Amaral, pelajar, mengatakan kecewa kepada Panitia Penyelenggara HUT Kemerdekaan Timor Leste karena tidak mengikutsertakan banyak orang.
Soares, sopir taksi, mengaku kecewa karena peringatan kemerdekaan kali ini berbeda dari tahun lalu. "Kalau dulu semua lorong Kota Dili penuh dengan manusia. Tapi, sekarang perayaan hanya dihadiri segelintir orang,'' katanya. *