Langkah itu diambil sebagai upaya meredam gejolak harga beras, kata Menteri Perdagangan Mari E Pangestu saat secara simbolik melakukan percepatan raskin dan perluasan operasi pasar (OP), di Divre Bulog DKI Jakarta. Hadir pula dalam kesempatan tersebut adalah Wagub DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Dirut Bulog Widjanarko Puspoyo. Menurut Mari, percepatan raskin dilakukan agar masyarakat miskin tidak makin tertekan dengan gejolak kenaikan harga beras saat ini. Harga beras pada November 2006 naik 3,38% dan 12 hari pertama Desember terjadi kenaikan harga 9,5%, yakni dari Rp5.193/kg menjadi Rp5.688/kg.
"Untuk itu selain percepatan pemberian raskin, juga perluasan OP dan menurunkan harga OP menjadi Rp4.000/kg. OP terus dilakukan sampai harga beras sebelum November (Rp4.500/kg)," tegas Mari. Sementara itu, Dirut Perum Bulog Widjanarko Puspoyo mengatakan pagu penerima raskin memakai data 2006 sebesar 1,6 juta ton untuk 10,3 juta keluarga miskin, sementara harganya tetap Rp1.000/kg. "Sedangkan pagu raskin 2007 sebesar 1,9 juta ton untuk 15,8 juta rumah tangga miskin selama 12 bulan. Karena pemda belum menyerahkan data mutakhir keluarga miskin," kilah Widjanarko.
Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan telekonferensi dengan pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Utara. Dalam acara itu Gubernur Sulut Sarundayang mengatakan OP selama ini di Menado telah menurunkan harga beras kualitas medium sebesar Rp1.000/kg, yakni dari Rp5.200/kg menjadi Rp4.200/kg. Sarundayang menambahkan selain beras, kebutuhan pokok menjelang Natal dan tahun baru di Sulut mengalami kenaikan harga, misalnya telur ayam dan minyak goreng. "Tapi masih bisa ditoleransi sebab kenaikannya baru sekitar Rp100 hingga Rp500," katanya.