Pemerintahan yang saya pimpin telah memasuki tahun ketiga, karena itu ke depan saya akan lebih menggunakan bahasa 'perang'," katanya dalam acara puncak peringatan HUT ke-69 Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di Wisma Antara, Jakarta. Menurut Kepala Negara, masa dua tahun pemerintahannya sudah cukup untuk melakukan pendekatan persuasif dalam mengelola dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat, baik antara pusat dengan daerah, maupun antara pemerintah dengan nonpemerintah.
Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, kata Presiden, pada tahun ketiga dan ke depan, dirinya ingin lebih konkret, lebih langsung, dan menggunakan bahasa "perang". "Kita ingin mengemban tugas kita secara terbuka dan bisa dilihat rakyat. Dengan demikian rakyat tahu bahwa pemimpin dan aparatnya bekerja sungguh-sungguh untuk mereka semua. Saya kira sudah saatnya seperti itu," katanya.
Presiden menambahkan, sekarang ini sudah saatnya pers Indonesia bisa mengaudit apa yang dilakukan oleh seluruh lembaga negara secara objektif, konstruktif, dan berimbang. "Kalau kurang katakan kurang, baik katakan baik, tidak baik katakan tidak baik. Dengan demikian tidak ada dusta di antara kita," katanya disambut tepuk tangan hadirin dan undangan yang antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil, Mendagri Moh Ma'ruf, dan Gubernur DKI Sutiyoso.