Putaran pertama kampanye pemilu presiden untuk pasangan capres dan cawapres Wiranto-Salahuddin Wahid akan dilakukan pada Wilayah III yang meliputi DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB dan NTT.
Jadwal dan tempat kampanye itu disepakati oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan tim kampanye kelima pasangan capres/cawapres melalui suatu undian yang diadakan dalam rapat terbuka di Kantor KPU Jakarta, Selasa (25/5). Hari pertama masa kampanye, 1 Juni 2004, akan ada acara kampanye bersama pada seluruh wilayah.
Jadwal tersebut hanya mengatur kampanye pemilu presiden secara nasional dalam bentuk rapat umum di tingkat provinsi. Sedangkan jadwal dan tempat kampanye di luar rapat umum di tingkat kabupaten/kota, akan diatur dengan jadwal dan lokasi yang berbeda oleh tim kampanye kabupaten/kota bersama KPU Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan pemda dan kepolisian setempat.
Kesepakatan itu menyebutkan, di putaran pertama pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi akan berkampanye pada Wilayah I (mencakup Nanggroe Aceh Darussalam/NAD, Sumut, Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau, Jambi dan Sumsel). Sedangkan pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo pada Wilayah IV (Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut dan Sulteng).
Untuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada Wilayah V (Sulsel, Sultra, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Irian Jaya Barat). Sementara pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar pada Wilayah II (Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jabar dan Jateng).
Masa kampanye pemilu presiden dijadwalkan mulai berlangsung 1 Juni sampai 1 Juli 2004, kecuali 3 Juni seluruh kegiatan kampanye ditiadakan guna menghormati hari raya Waisak. Selama sebulan masa kampanye itu dibagi dalam lima putaran dan masing-masing putaran pertama (2-8 Juni), putaran kedua (9-14 Juni), putaran ketiga (15-20 Juni) putaran keempat (21-26 Juni) dan putran kelima (27 Juni-1 Juli).
Setiap pasangan capres/cawapres nantinya akan berkampanye pada setiap wilayah secara bergantian sesuai nomor urut calon. Misalnya, pasangan Megawati-Hasyim dengan nomor urut dua yang berkampanye selama putaran pertama pada Wilayah I, maka yang berkampanye di Wilayah II pada putaran kedua adalah pasangan calon Amien-Siswono (nomor urut tiga). Begitu pula, yang berkampanye pada putaran ketiga di wilayah itu adalah pasangan Susilo-Kalla (nomor urut empat), pada putaran keempat adalah pasangan Hamzah-Agum (nomor urut lima) dan pada putaran kelima adalah pasangan Wiranto-Salahuddin (nomor urut satu).
Sementara itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menilai iklan kampanye yang dilakukan sejumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden mengandung manipulasi data dan fakta serta ditayangkan sebelum waktu kampanye.
Menurut anggota KPI Bimo Nugroho, di Jakarta, Selasa (25/5), dalam diskusi "Peran Media dalam Sosialisasi Aturan Kampanye Pilpres-wapres", KPU seharusnya menegur iklan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Wiranto-Salahuddin Wahid, Amien Rais-Siswono Yudhohusodo, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar dan meminta mereka agar memasangnya pada masa kampanye yakni satu bulan sejak 1 Juni 2004. "Di luar jadwal itu berarti mencuri start kampanye," katanya.
Dalam kesempatan itu, Bimo Nugoroho juga menilai iklan kampanye dari capres dan cawapres itu ada yang mengandung informasi tidak benar kepada publik. Iklan tersebut berisikan potongan fakta-fakta yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa membentuk interpretasi tertentu pada pemirsa.
Sementara itu, DPD PDIP DKI Jakarta Selasa kemarin membentuk tim Mega Presiden. Menurut Ketua Tim Mega Presiden Agung Imam Sumanto, pembentukan tim Mega Presiden sekaligus dalam rangka "mengamankan" keputusan Kongres PDIP di Semarang untuk memperjuangkan kemenangan bagi Megawati Soekarnoputri dalam pemilu presiden mendatang.
Menurut Agung, tim Mega Presiden akan menggelar wayang kulit semalam suntuk tanggal 31 Mei mendatang dengan mengundang 300 lurah se-Jawa Tengah. Rencananya pagelaran tersebut akan berlangsung di Jalan Kebagusan yang juga merupakan tempat kediaman pribadi Megawati.
Secara terpisah, Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta M Taufik mengungkapkan, menjelang pemilu presiden calon pemilih di DKI bertambah 500 ribu. Jika tambahan calon pemilih itu ditambah dengan jumlah pemilih pemilu legislatif lalu, jumlah calon pemilih pada pemilu presiden di DKI Jakarta menjadi 6,9 juta orang.
Menurut Taufik, penambahan jumlah pemilih mayoritas berasal dari masyarakat yang saat pemilu legislatif lalu belum terdaftar. Selain itu, penambahan juga dipengaruhi jumlah masyarakat yang baru berusia 17 tahun, yang berjumlah sekitar 36.000 orang, pensiunan TNI/Polri, dan calon pemilih yang baru menikah.