Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil para anggota tim nasional pengembangan bahan bakar nabati untuk mendengarkan laporan mereka tentang kemajuan pelaksanaan tugas mereka. Pada acara ini, presiden didampingi Menkoperekonomian Boediono, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Alhilal menjelaskan, harga biofuel adalah US$83 per barel. Sedangkan harga solar adalah US$67 perbarel. Sebagian besar bahan bakar nabati itu, akan diekspor ke berbagai negara.
Menurutnya, kendati harga biofuel lebih mahal dibanding BBM Konvensional, akan tetapi proyek tersebut tetap harus diteruskan. "Proyek biofuel ini bisa membuka lapangan kerja secara langsung bagi 3,5 juta orang hingga tahun 2010," jelasnya. Selain membuka lapangan kerja, kata dia, manfaat lainnya adalah pendapatan pekerja bisa di atas upah minimum provinsi. Menurutnya, produksi biofuel Indonesia bisa mencapai 200 ribu barel per hari yang diperoleh dari berbagai sumber seperti kelapa sawit, ethanol, singkong,dan pohon jarak.
Dalam pertemuannya dengan Presiden, Alhilal dilaporkan persiapan penandatanganan pembangunan berbagai proyek biofuel baik yang dilakukan pengusaha dalam negeri maupun melalui usaha patungan dengan pengusaha luar negeri. Pengusaha luar negeri itu, datang dari Jepang, Cina, Korea Selatan, Malaysia, serta Singapura. "Nilai berbagai proyek tersebut, akan mencapai US$9-US$10 miliar yang disertai dana perbankan kurang lebih Rp34 triliun," katanya.