"Kami memproyeksikan demikian, dan beberapa waktu lalu telah diterapkan percobaan-percobaan dan kami nilai cukup berhasil," kata Anton usai acara temu wicara dengan peneliti, penyuluh, petani/peternak/pekebun, di desa Kalampangan, Palangka Raya. Ia mengemukakan, sejumlah percobaan di lahan gambut di kawasan eks PLG menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan tingkat produktifitas cukup tinggi. Hal itu, lanjutnya, harus segera ditindaklanjuti sementara di sisi lain kemampuan alih teknologi juga dinilainya telah tersedia. "Teknologi telah tersedia dan tinggal kami massalkan kepada masyarakat. Dan kami juga akan tetap membantu mengawal para petani itu," ucapnya. Pengembangan kawasan eks PLG menjadi kawasan lumbung padi nasional, lanjutnya, hanya akan disesuaikan dengan potensi areal lahan yang cocok untuk pertanian padi sehingga tidak akan dikembangkan secara keseluruhan seluas eks PLG yang mencapai 1,4 juta hektar.
"Yang kami perhatikan cocok untuk padi sawah di kawasan eks PLG tidak lebih dari 25 ribu hektar, tapi nanti kami lihat lagi sesuai potensinya," jelasnya. Berdasarkan data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, lahan eks PLG yang dinilai sebagian peneliti telah mengalami perubahan kondisi fisik, ternyata masih mampu menghasilkan padi dengan produktivitas tinggi mencapai 8,5 ton per hektar. Menurut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Dr Muhrizal Syarwani, hasil penelitian itu menunjukkan areal eks PLG dapat dimanfaatkan secara optimal sebagaimana areal lainnya, karena selama ini produktivitas padi di Kalteng rata-rata hanya sekitar dua hingga tiga ton per hektar saja. "Hasil panen menunjukkan pertanian padi itu berumur antara 115-145 hari dengan potensi produksi masing-masing berkisar antara 4,0-8,5 ton per hektar. Produktivitas tertinggi adalah untuk padi Ciherang yang mencapai 8,5 ton per haktar," ucapnya.
Dari hasil evaluasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian diperkirakan di wilayah kerja A seluas 227.100 hektar terdapat 120.007 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, palawija, dan sayuran. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah menyatakan akan mulai memposisikan diri sebagai lumbung padi skala nasional dengan produksi padi mencapai 700 ribu-900 ribu ton padi per tahun."Dari 120 ribu hektar lahan di eks PLG yang akan mulai dikerjakan secara bertahap, maka kami akan mampu memproduksi 700 ribu - 900 ribu ton padi dalam satu tahun," kata Gubernur Kalteng A Teras Narang. Menurut dia, pihaknya telah menargetkan akan memberdayakan lahan pertanian padi seluas 120 ribu hektar sebagai upaya mengembangkan kawasan itu melalui kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi yang telah dicanangkan oleh Presiden RI pada 30 Agustus 2006 lalu.