Dalam kunjungannya kali ini, Menteri ikut meninjau beberapa kios dari sebanyak 120 kios pedagang yang menjual aneka barang-barang yang diminati masyarakat Papua New Guinea (PNG) diwilayah perbatasan. Kedatangan Menteri ke perbatasan juga bertujuan untuk meninjau rencana pembangunan pasar perbatasan guna memperluas akses pasar, meningkatkan PAD dan taraf hidup masyarakat di wilayah perbatasan serta membuka jalur perdagangan ekspor impor antar RI-PNG hingga ke wilayah pasifik Alokasi Dana yang disediakan itu sebesar Rp. 3 milyar untuk dibangunkan pasar permanan diwilayah perbatasan Skow, dalam upaya memberdayakan putra daerah sebagai pedagang yang handal dalam memasarkan produk daerah, memfasilitasi masyarakat dan pedagang dalam penyediaan sarana dan prasarana perdagangan yang memacu aktifitas perekonomian saling menguntungkan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan di daerah perbatasan.
“Marketing Point merupakan kerjasama tripartite antara Pemerintah Daerah, dunia usaha dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Perdagangan, untuk mengubah citra wilayah perbatasan yang semula dianggap bagian belakang wilayah Negara kesatuan RI menjadi bagian terdepan wajah RI. Pendirian Marketing Point juga bertujuan untuk memperluas akses pasar, meningkatkan PAD dan taraf hidup masyarakat di wilayah perbatasan serta membuka jalur perdagangan ekspor impor antar RI-PNG hingga ke wilayah pasifik,” terang Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di sela-sela kunjungannya ke perbatasan. Menurut Menteri, dari pantauan di tahun 2006, kunjungan masyarakat PNG ke wilayah Skow meningkat dengan rata-rata kunjungan pada hari Senin sampai
Kamis mencapai 200 orang/hari dan hari Jumat hingga Minggu tercatat sekitar 500 orang berkunjung dengan nilai transaksi rata-rata mencapai Rp.120 juta/hari. Produk-produk yang diminati yakni barang-barang kebutuhan pokok seperti beras dan gula pasir, pakaian, barang-barang elektronik, alat-alat pertanian dan bahan bangunan.
Mengenai peran Pemerintah dalam pengembangan marketing point di Skow, Menteri Perdagangan mengemukakan, dengan dibukanya jalur lintas batas antara Skow (RI) dan Wutung (PNG) diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekspor non migas Indonesia ke PNG. “Konsep Marketing Point merupakan upaya konkrit dari semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan perdagangan dengan Negara tetangga yang jaraknya mudah dijangkau. Pemerintah berupaya untuk menata kebijakan perdagangan lintas batas yang mendukung perkembangan perdagangan daerah, membantu mempromosikan komoditas ekspor, memperluas jaringan informasi serta promosi pasar, serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM Marketing point agar lebih kompeten menghadapi pasar,” ujarnya. Sementara itu, Gubernur Barnabas Suebu didampingi Walikota Jayapura MR. Kambu kepada wartawan mengatakan, pelaksanaan pembangunan pasar permanen diwilayah Skow akan dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Menurut Gubernur, pemerintah sangat mendukung berkembangnya wilayah perbatasan ini menjadi daerah yang maju perdagangan maupun perekonomiannya.
Tak hanya itu, Gubernur Suebu dalam konsep pembangunan wilayah perbatasan di Papua kedepan, telah membidik wilayah perbatasan di Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel, untuk dikembangkan menjadi wilayah perdagangan. Ditanya soal peresmian wilayah perbasatan RI – PNG yang rencannya akan dihadiri oleh kedua Kepala Negara, kata Suebu, masih menunggu kesiapan pihak Pemerintah PNG yang saat ini masih mengerjakan pembangunan jalan sepanjang 5 kilometer. “Kalau kita sudah siap. Tinggal kita menunggu kesiapan mereka yang saat ini sedang menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang 5 kilometer,” katanya.