Karena itu, ia telah meminta kepada Presiden maupun DPR RI, agar UU dan persyaratan mengenai pemilihan bupati ditinjau kembali dan kalau bisa dirubah sehingga persyaratan untuk pencalonan seorang calon bupati bisa lebih diperketat. Bahkan ada beberapa Bupati yang menolak dilakukan pemeriksaan oleh BPK maupun Kejaksaan. Saat mereka akan diperiksa menjadi seperti cacing kepanasan tidak mau menjalani pemeriksaan dengan meminta agar jangan diperiksa. Gubernur Suebu, sangat menyayangkan hal seperti itu. “Kalau diperiksa saja ditolak, yah bagaimana. Tetapi akan tetap diperiksa dan mestinya harus terbuka. Kalau kerja baik, yah tidak usah takut. Sebenarnya pemeriksaan itu juga ada untungnya. Ketika ada penyimpangan awal, bisa dikasih peringatan. Tetapi kalau dia sudah parah dan ada bukti-bukti, yah bila perlu ambil tindakan,” jawab Gubernur Suebu.
Lebih jauh Gubernur mengatakan, saat ini menjadi seorang Bupati memang terlalu mudah berbeda dengan masa lalu, dijaman ia menjadi gubernur dulu, tidak sembarang orang jadi Bupati. Walaupun tidak pilih langsung, tetapi prosesnya tidak mudah dan yang terpilih bagus-bagus dan berkualitas. Sekarang katanya, demokrasi oke tetapi hasilnya seperti itu. “Karena apa, undang-undangnya yang salah. Sistem terlalu longgar. Siapa saja bisa jadi Bupati. Saya sudah bicara dengan Presiden dan DPR, kalau bisa ini ditinjau kembali, persyaratan diperketat,” ujarnya. Ia mengatakan, dunia selalu meniru pemilihan langsung dari Meksiko, baik pemilihan Presiden, Gubernur dan Bupati, kita mungkin perlu belajar kesana terutama KPU untuk meniru sistem disana. Dijelaskan, ketika pemilihan berlangsung disana, semua persyaratan harus diperketat, karena melihat kualitas calon justru dari seleksi. Jadi saat rakyat pilih, kualitas diatas rata-rata.
Saat ditanya apakah dengan begitu, ia merasa kerepotan dengan Bupati-Bupati yang bermasalah ini, Gubernur Suebu kembali mengiyakan. “Ini sangat merepotkan, justru itu saya melaporkan, tidak hanya disini, tetapi untuk seluruh Indonesia,” tegasnya. Namun saat diminta nama siapakah Bupati yang merepotkan tersebut, ia mengelak dan mengatakan, wartawan tahu sendiri, yang banyak masalah, yah itulah yang merepotkan.